Lembutnya alunan gending Jawa terus menemani para pengunjung, mengalir tanpa henti sebagai bukti ikut melestarikan budaya Jawa, yang selalu ngangeni.
Silih berganti pramusaji mengantarkan sajian kulineran, di tengah-tengah para tamu yang asyik bercengkrama, canda tawa, dengan keluarga tercinta, saudara, atau relasi.
Ya, di Angkringan Omah Semar inilah suasana Jawa begitu kental, tidak hanya musiknya, tapi suasana begitu sangat mendukung, atau biasa disebut Njawani.
Meskipun Njawani, tempat ini banyak dikunjungi pecinta kuliner, dan sangat eye catching serta tidak terkesan menyeramkan.
Inilah pengalaman penulis saat berada di angkringan yang terletak di Jajar, Kota Solo, beberapa waktu lalu.
1. Pengawalan Pasukan Penjaga
Ada pasukan penjaga saat masuk, yakni dua patung kayu Kyai Semar, yang dikawal dua patung kayu prajurit kraton sedang membawa tameng dan panah.
2. Kental Ornamen Jawa
Ornamen Jawa sangat terasa di angkringan ini, sebut saja beberapa gebyok kayu bercat hijau kuning keemasan, menjadi hiasan interior angkringan.
3. Vintage
Barang-barang seperti lemari-lemari kuno atau antik menghiasi interior disini, seperti dapat dilihat di lantai atas, dimana ada beberapa lemari vintage dipajang rapi.