Lihat ke Halaman Asli

Menyambut Ketiadaan

Diperbarui: 23 Desember 2022   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

MENYAMBUT KETIADAAN

"Entah kenapa saya tidak pernah menganggap 'Suatu hari nanti' itu sebuah ungkapan yang logis! 

Bagi saya 'suatu hari nanti' itu seperti sebuah tanda bahwa kita tidak Pernah kesana ; karna itu setiap saat bagi saya adalah suatu hari nanti dan setiap hari adalah hari terakhir saya : Dengan alasan itu saya akan selalu memberikan yang terbaik semampuh saya terhadap apa yang saya lakukan."


Saya tidak ingin hidup dihari ini dengan kegelisahan atau dengan rasa aman yang berlebihan yang melena dan melalaikan karna ungkapan 'Suatu hari nanti'.

"Memikirkannya seperti merajut sebuah kain kafan yang benangnya terbuat dari seluruh urat-urat tubuh yang ditarik dari arteri nadimu, yang setiap saat polanya terbentuk untuk berangsur melemahkan jantungmu hingga ternyata hanyalah sebuah rencana menyambut kematian."

"Selain memberikan yang terbaik disisa setiap nafasnya memangnya apa lagi yang bisa diperbuat oleh orang yang telah divonis mati."

Satu-satunya masadepan yang pasti di dunia ini adalah kematian dan pada setiap apa yang kita lakukan akan ada harga yang harus di bayar.

Apalah arti sebuah permainan jika tiada imbalan dan nilai sebuah permainan hanya bisa di tetapkan di akhir permainan.


fikirkanlah itu...

by

Abdurohman Sani

edisi

Bilba




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline