Lihat ke Halaman Asli

Bilba

Diperbarui: 22 Desember 2022   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BILBA

"Diantara kanfas dan kuas yang menari gemulai, diantara warna-warna yang menarik seluruh perhatian itu, tidakah kau lihat dominasinya."

"Diantara kertas dan pena yang bergerak, disela-sela huruf dan kata-kata, tidakah kau mengerti pesan suci itu."

"Diantara ricik dan air yang mengalir, diantara batas dan jarak tidakah kau rasakan isyarat itu : kadang melengking tinggi menembus cakrawala, memekik memecah telinga, kadang terdengar seperti kidung kesunyian mendendangkan syair 'kenapa sesuatu ada dan kenapa sesuatu tiada.?' Fahamilah kenyataannya... nyatanya kenyataan yang nyata hanya satu."

"Wahai engkau yang dirajam, apa yang hendak kau ambil dariku?"

"Aku hanya sebuah titik kesepian didalam Nun yang tidak memiliki hak apapun dan atas apapun. aku hanya hambanya sejak dulu-dulu sepertipula engkau."


"Jika dahulu engkau membakar Illiyin, ketahuilah milikupun sudah menjadi abu, kini aku tumpah dari ujung al qolam untuk membakar Sijjin dengan 'Ba' semangat pengabdian."

by
Maman Abdurohman


Edisi 1. Bilba




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline