Lihat ke Halaman Asli

Esensi Hukum di Balik Kebebasan dalam Perspektif Tasauf Falsafi

Diperbarui: 21 Desember 2022   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

ESENSI HUKUM DIBALIK KEBEBASAN DALAM PERSPETIF TASAUF FALSAFI.

Secara sederhana dan sesingkat mungkin seseorang bisa katakan 'Hukum adalah sebuah peraturan', disamping itu semangat Kebebasan dalam esensi fundamennya menolak seluruh batasan yang mana Kebebasan tidak di sebut Bebas jika ada batasan yang mengaturnya. lalu dimana korelasi antara Hukum dan Kebebasan, dimana benang merah yang mempertemukan Hukum dan Kebebasan itu sendiri didalam Harmoni kehidupan ini.

Mulai dari pemahaman sederhana tadi kita bisa memulainya dengan :

"Hukum dan Kebebasan!"

Berbekal paparan di atas, bukankah kedua diksi ini terdengar sangat kontradiktif.

Untuk sementara mari kita keluarkan personifikasi dari personnya, membebaskan pemikiran dari cabang-cabangnya dan kembali kepada hal yang esensial, fundamental, radikal ; sebagai upaya untuk memoderatkan sebuah pemikiran kita perlu berpijak pada apa atau dimana setiap konstruksi pemikiran dibangun : karena pada dasarnya pemikiran manusia akan bersepakat pada perkara yang pokok, berhubungkait pada batangnya dan akan berselisih/bercabang pada rantingnya (Radikal, Sistematis, Universal).

Dewasa ini kita sering melihat gejolak perselisihan antara Hukum dan Kebebasan, disatu sisi ada kebebasan yang diteriakan dan disisi sebelahnya ada Hukum yang ingin di berlakukan terlepas dari mana sumber atau siapa yang membuat peraturan itu. Perlu di ingat ini juga bukan tentang keberpihakan, dipihak mana dan membela siapa atau apa, tapi sekedar sebuah upaya memposisikan fikiran dengan moderat. Dari arah yang sama timbulah pertanyaan mengesampingkan seluruh Mazhab Hukum dan Kebebasan ; "Kebebasan semacam apa yang sedang kita perjuangkan dan Hukum dalam bentuk apa yang kita kehendaki?"

Kemudian mari kita mulai dari : "Apa gunanya Hukum bagi kebebasan, apakah kebebasan memerlukan hukum, atau justru Hukum adalah tiran bagi kebebasan?"

Secara fragmatis permasalahanpun muncul dalam fikiran saat pertanyaan ini dibangun "Kita menolak suatu Peraturan Hukum dengan alasan kebebasan dan kita menerima Aturan yang lainnya dengan Alasan apa?"

"ini kebebasan atau kompromi."

Sementara kita berteriak-teriak tentang kebebasan, di waktu yang sama kita menerima sebagian peraturan. Bukankah itu artinya kita telah menghianati semangat kebebasan itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline