Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni), ngomongin soal sampah, yuk? Permen karet bisa menjadi sampah yang menjengkelkan sekaligus menjijikkan. Pernah melihat permen karet menempel di meja sekolah? Kampus? Perpustakaan? Tombol Lift? Lubang kunci pintu? Toilet umum? Atau di tempat-tempat yang lebih umum lagi seperti jendela bus? Kereta api? Bahkan di jalanan dan secara tak sadar sampah tersebut sudah menempel di alas kaki kita sendiri. Tidak semua permen karet dapat terurai secara alami sehingga mengancam lingkungan serta makhluk hidup. Ingin tahu cara unik membuang sampah permen karet? Kita simak dulu sejarah penemuan si "karet manis" ini. [caption id="attachment_114222" align="aligncenter" width="680" caption="Wrigley Doublemint pertama kali diproduksi pada tahun 1914 (kiri) dan Gum Target (kanan) ©Mamak Ketol™"][/caption] Permen karet adalah istilah yang dipakai untuk chewing gum dan bubble gum. Padahal keduanya itu serupa tapi tak sama. Serupa karena mempunyai tekstur seperti gum (karet), tetapi berbeda dari cara bekerja atau berfungsinya. Bubble gum dari kata balon atau gelembung dapat dibentuk dengan mengunyah dan meniup permen tersebut. Sementara chewing gum dari kata chew (= mengunyah) tidak dapat dibuat balon karena tekstur karetnya yang relatif lebih tebal. Mana yang lebih dulu diciptakan? Bubble gum atau chewing gum? Chewing Gum vs Bubble Gum Secara tradisional, chewing gum dipergunakan sebagai penyegar mulut dan menjadi kebiasaan masyarakat Yunani, suku Maya dan Indian amerika. Selain untuk menyegarkan mulut, permen karet dipakai di militer Amerika sejak Perang Dunia I. Khasiatnya untuk meningkatkan konsentrasi, menghilangkan stress sekaligus sebagai antiseptik. Belakangan Amerika memproduksi permen karet dengan campuran cafein yang tentunya berguna untuk menghindari rasa lelah dan kantuk. Adalah John B. Curtis yang pada tahun 1848 yang menjual chewing gum dengan merek State of Maine Pure Spruce Gum. Dua puluh satu tahun kemudian (1869), William Finley Semple muncul sebagai orang pertama yang mematenkan permen karet produksinya di Amerika. Tahun 1871, Thomas Adams memperoleh hak paten atas mesin pembuat permen karet ciptaannya. Selang 9 tahun (1880), John Colgan membuat resep baru dimana rasa chewing gum masih terasa meskipun dikunyah lebih lama. Tahun1888, Adams memproduksi Tutti-Frutti yang merupakan chewing gum pertama yang dijual dalam mesin otomatis. Perkembangan permen karet tak berhenti sampai di sini. Pada tahun 1899 Franklin V. Canning memproduksi Dentyne. Chewing gum dengan rasa mint dan buah mulai diperkenalkan oleh Wrigley, Jr. and Henry Fleer pada tahun 1914 dengan nama Wrigley Doublemint. Bubble gum dengan merek Blibber-Blubber pertama kali diciptakan oleh Frank Fleer pada tahun 1906. Namun kreasinya ini tidak pernah dilempar ke pasar. Resep bubble gum ini kemudian disempurnakan oleh Walter Diemer pada 1928 yang kemudian memasarkannya dengan nama Double Bubble. [caption id="attachment_114225" align="aligncenter" width="680" caption="Mau tempel di mana ya ... ? ©Mamak Ketol™"][/caption] Trus bagaimana cara mengatasi sampah permen karet? Hal yang paling sederhana adalah dengan membungkus sisa permen tersebut dalam kertas, dan membuangnya ke tempat sampah. Atau tempelkanlah ampasnya di tempat-tempat yang sudah disediakan seperti "gum target" yang ada dalam foto. Tertarik untuk mengkampanyekan selebaran "Stick Your Gum Here?" Kira-kira gambar siapa ya ... yang cocok dijadikan target? Any ideas ...? ;) Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia! Tulisan terkait Hari Lingkungan Hidup Sedunia: Ular Sontak Itu ... Pemangsa Polutan. Referensi: Chewing Gum, Bubble Gum dan Inventors.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H