Lihat ke Halaman Asli

My Country...Dibuang Sayang

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_206833" align="aligncenter" width="480" caption="Teks: You Are Sixteen, The Sound of Music. Foto ©Mamak Ketol™"][/caption]

"The outsider will say, "in fact, as a woman, I have no country. As a woman I want no country. As a woman my country is the whole world."" (Three Guineas Chapter 3, hal 109 karangan Virginia Woolf).

Pernahkah kita mengintimidasi dan melecehkan negara kita sendiri? Pernahkah kita mengintimidasi dan melecehkan kepala negara di negara kita sendiri? Seandainya Negara Ketol adalah negara maya atau negara impian Virginia Woolf, akankah kita mengintimidasi dan melecehkan negara, kepala negaranya atau sesama negarawan? Ataukah kita lebih berpotensi untuk saling memuja dan memuji ... ? Dan berbasa-basi?

Tulisan ini hanyalah copy paste dari komentar iseng Mamak Ketol di tulisan Mariska Lubis: Stop Intimidasi dan Pelecehan Verbal. Komentar iseng yang dibuang sayang.

26 Juli 2010 07:28

***Bagi saya, tidak masalah bila mau bicara apapun juga tentang saya, tetapi jangan pernah melakukan intimidasi dan pelecehan dalam bentuk apapun meski lewat kata. Tidak ada seorang pun yang mau dilecehkan dan tidah ada seorang pun yang berhak melakukannya. Tidak peduli memang berkedudukan tinggi, raja-raja, penguasa, yang memiliki sederetan gelar atau apapun itu. Jangan mengira semua kedudukan dan status itu bisa membuat saya lalu tunduk dan menerima semua itu begitu saja. Bagi saya, mereka yang melakukan intimidasi dan pelecehan seksual meski lewat kata tidak lain hanyalah pecundang dan pengecut. Sama sekali tidak pantas untuk dihargai ataupun dihormati, apapun dia.***

selamat pagi eda … mimpi apa semalam? hehehe … .
eda tidak mengutip contoh dari komentar (yang ditujukan ke eda) yang eda katakan ‘mengintimidasi’ dan ‘melecehkan’, sehingga sulit bagi mamak untuk menelaah komentar seperti apa yang dimaksud.
apapun itu, mamak bersimpati dan turut prihatin.

mengutip salah satu paragraf eda, tentang kedudukan seseorang raja dst, dan meskipun komentar2 tsb dlm bentuk becanda (humor), bagaimana eda menyikapi HUMOR TENTANG SELIR DI NEGERI NGOCOLERIA? adakah terbersit sedikit saja di benak eda, bahwa canda, tawa, pemilihan dan ajang kontes2 pencarian selir itu berpotensi mengitimidasi dan melecehkan wanita, setidak2nya bagi mamak ketol?

kalau tidak, berarti mungkin kita mempunyai konsep dan pengertian yang berbeda dengan apa yang dimaksud dengan ‘intimidasi’ dan ‘pelecehan’ .

salam,
mamak ketol - penguasa tunggal negeri ketol
(goltam juga)

27 Juli 2010 | 05:40

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline