Lihat ke Halaman Asli

Farrel RIzky

SMA Kaniusius

Lemahnya Keamanan Siber Indonesia

Diperbarui: 20 Mei 2024   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tahun 2023 mencatatkan sebuah realita yang mengkhawatirkan bagi Indonesia di dunia siber. Berdasarkan data dari Katadata.id, jumlah kebocoran data di Indonesia mencapai angka yang fantastis, yaitu 143.742.302 juta data. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-13 negara dengan kebocoran data tertinggi di dunia. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: mengapa masyarakat Indonesia masih menganggap remeh tentang keamanan siber?

Masalah Kesadaran Siber

Salah satu penyebab utama dari banyaknya kebocoran data ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan siber. Sebagai contoh, masih banyak orang yang tidak mengganti password secara berkala. Alasan yang sering kali terdengar adalah "tidak penting". Pemikiran ini sangat keliru karena password merupakan kunci utama untuk melindungi data pribadi seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, dan informasi pribadi lainnya. Password yang tidak kuat dan tidak diperbarui secara berkala sangat rentan terhadap serangan siber.

Keamanan Siber di Indonesia Masih Lemah

Selain kesadaran masyarakat yang rendah, kelemahan dalam sistem pertahanan siber juga menjadi faktor krusial. Banyak website pemerintah yang masih dapat diretas dengan teknik yang tergolong sederhana seperti SQL Injection. Teknik ini memungkinkan peretas untuk mengakses dan memanipulasi database sistem hanya dengan mengedit URL yang terhubung. Kelemahan seperti ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan siber di Indonesia masih jauh dari kata aman.

Sebuah survei yang diambil dari Katadata.id mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap keamanan siber di Indonesia juga sangat rendah. Hanya sekitar 22% yang yakin dengan sistem pertahanan siber di Indonesia, sementara 43,4% menyatakan tidak yakin. Data ini mencerminkan betapa lemahnya sistem keamanan siber di Indonesia dan betapa pentingnya peningkatan kesadaran serta edukasi masyarakat mengenai hal ini. contoh-contoh kasus kebocoran data di Indonesia tahun 2023 adalah :

  1. Kebocoran data pengguna BPJS Kesehatan sebanyak 19,5 juta data pengguna BPJS Ketenagakerjaan

  2. Serangan siber terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI) oleh LockBit

  3. Kebocoran data 34 juta paspor WNI, hingga yang terbaru

  4. Kebocoran data 337 juta kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil) yang berasal dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Langkah Pemerintah dalam Meningkatkan Keamanan Siber

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline