Tana Toraja dengan keindahan alam dan keunikan budayanya selalu menarik untuk dikunjungi. Perjalanan panjang dan sedikit melelahkan akan terbayar tatkala kita mendapat pengalaman yang berkesan.
Juni 2018 yang lalu adalah kali pertama kami sekeluarga dengan formasi lengkap mengunjungi Tana Toraja, tanah leluhur papanya anak-anak. Meskipun si bungsu waktu itu masih 14 bulan, rasanya bahagia bisa mengajaknya ikut serta. Dia pun tidak rewel sepanjang perjalanan.
Kurang-lebih dua minggu kami disana karena ada acara keluarga juga. Selebihnya, kami jalan-jalan menikmati indahnya Tana Toraja. Bukan hanya keeksotisan budayanya yang menarik, namun bentang alam Tana Toraja sungguh magis.
Patung Yesus Memberkati Buntu Burake
Satu destinasi wisata yang kami kunjungi waktu itu, namun belum sempat saya tulis adalah wisata Buntu Burake yang ada di kota Makale. Pasti sudah tahu ya disana ada patung Yesus Memberkati yang tingginya 45 meter. Patung ini adalah patung Yesus tertinggi kedua di Indonesia setelah patung yang ada di Manado.
Patung ini berada di ketinggian bukit Buntu Burake. Jika dilihat dari tempat tertentu, akan terlihat seakan Yesus sedang memberkati kota Makale yang ada di bawahnya. Sungguh indah!
Saya sangat antusias mengunjungi salah satu ikon wisata Tana Toraja ini karena termasuk destinasi wisata baru. Pagi menjelang siang, kami menuju kesana. Jalanan menanjak dan berkelok karena kita sedang menaiki sebuah bukit.
Waktu itu Buntu Burake sudah dibuka untuk umum, meskipun belum selesai sempurna. Sampai disana, matahari mulai meninggi. Akan tetapi panasnya tak terasa karena udara sejuk di atas bukit.
Dari parkiran mobil, kami hanya berjalan kurang lebih 300 meter saja. Ketika berjalan menuju pelataran yang ada di bawah patung, kami takjub dengan pemandangan yang ada. Keren! Indahnya tanah air tercinta! Deretan bukit menghijau, langit biru, dan udara yang segar. Bentang alam yamg sungguh indah dan pasti instagramabel.
Jembatan Kaca yang Menguji Nyali
Buntu Burake ini berada di ketinggian 1700 meter diatas permukaan laut. Persis di bibir pelataran bawah patung, terdapat jembatan kaca. Kita pun bisa melihat ke bawah. Duh, lumayan juga membuat jantung berdesir.
Ada rasa penasaran ingin mencoba meniti di atas jembatan kaca itu. Sayang, waktu itu belum diperbolehkan karena belum diresmikan. Kacanya pun masih terbungkus plastik. Begitu juga ada pembatas dan papan larangan untuk tidak meniti jembatan.