Merapi Park Jogja, salah satu jujugan wisata kekinian di daerah Kaliurang yang patut untuk dicoba. Konsep wisata mengusung tema "The World Landmark" sangat digandrungi milenial.
Usai mengunjungi Museum Gunung Merapi (Baca : Disini ), siang itu (5/6) kami langsung menuju ke Merapi Park. Begitu parkir, sudah ada beberapa yang menawarkan Merapi Tour. "Lain kali ya, Mas " jawab saya ke mereka.
Perut sudah terasa keroncongan karena memang sudah jam makan siang. Tepat di ujung jalan masuk parkiran, kami ditawari jadah tempe dan aneka panganan. Banyak juga pengunjung yang berkerumun disini untuk mencoba jadah tempe.
Jadah tempe ini adalah makanan khas daerah Kaliurang, berupa jadah yaitu ketan uli dan tempe bacem. Saya pun membeli beberapa bungkus plus wajik ketan. Semua saya bawa masuk ke Merapi Park. Sayangnya saya lupa memotret jadah tempe. Maklum keburu lapar hehe
Untuk citarasa jadah tempe tergantung selera personal. Kalau untuk saya sendiri, tempe bacemnya supermanis. Boleh dikata seperti tempe yang dicelup di gula. Entahlah, 5 tahun tinggal di Jogja tetap tak mengubah rasa lidah saya. Masakan Jogja terlalu manis untuk saya, meskipun sama-sama Jawa hihi
The World Landmark
Merapi Park sebenarnya adalah taman dengan beberapa miniatur landmark dunia. Sepertinya wisata miniatur seperti ini sedang marak. Hampir di tiap kota dan tempat wisata di Indonesia menawarkan sensasi "pura-pura" keliling dunia. Mungkin karena tuntutan milenial yang gemar berfoto untuk feed instagram.
Gerbang Merapi Park berupa miniatur gerbang Brandenburg yang ada di Jerman. Sedangkan di dalamnya ada miniatur seperti patung Liberty, menara Eifel, Menara Pisa, Big Ben London, Burj Al Arab, Piramid, Temple of Heaven, dan lain-lain.
Menurut saya sih miniaturnya benar-benar mini. Tempatnya juga tidak terlalu luas. Bunga-bunga terlihat apik dan terawat. Hanya di miniatur kincir angin Belanda dipasang bunga tulip artifisial. Cocok dengan selera anak muda yang suka berfoto-ria. Sedangkan bagi saya yang sudah ibu-ibu ingin ikut-ikutan pose, malah diomelin suami. Katanya "halu" hahaha... Duh, kalau kesini tidak cocok bawa bapak-bapak. Kurang fun hahaha (kok curcol jadinya..).
Jika membawa anak kecil, tempat ini tetap menyenangkan karena udaranya segar. Namun kalau anaknya sudah usia SD, siap-siap saja dikomplain. "Loh, Pisa Towernya kok lurus? Harusnya miring, Ma?" Hahaha... Saya jawab saja : "namanya juga replika, ala-ala Kak. Susah kalau dibuat miring seperti aslinya". Kalau mau miring, kameranya saja yang dimiringkan sedikit.
Sulung saya paling malas foto-foto. Berbeda dengan anak ABG yang sudah mengenal media sosial laiknya instagram. Tapi tempat ini boleh juga kok karena ada penjelasan di tiap landmark yang ada. Setidaknya nyambung dan ada unsur edukasi. Misalnya ketika sampai di patung Liberty, anak saya bilang : "Ma, patung Liberty ini hadiah dari Perancis untuk Amerika Serikat. "