Lihat ke Halaman Asli

MomAbel

TERVERIFIKASI

Mom of 2

Catatan Paskah 2019, Damai dalam Pengendalian Diri

Diperbarui: 19 April 2019   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen : kaj.or.id

Bagi umat Katolik, masa Pra-Paskah ditandai dengan Rabu Abu sebagai awal dari perjalanan retret Agung. Tahun ini Rabu Abu jatuh pada tanggal 6 Maret. Dalam masa Pra-Paskah ini umat Katolik melakukan puasa dan pantang selama 40 hari.

Sejatinya tak ada yang berubah mengenai hal ini. Hanya saja tahun 2019 ini merupakan tahun politik dengan adanya Pemilu, yaitu Pilpres dan Pileg. Secara kebetulan waktunya pun tak jauh beda.

Pemilu dilaksanakan pada tanggal 17 April, sedangkan Kamis Putih sebagai awal dari pekan suci jatuh tanggal 18 April. Artinya, umat Katolik melakukan pantang dan puasa pada saat suhu politik negeri ini sedang panas-panasnya.

Adalah hal yang tidak mudah menjalankan pantang dan puasa dengan kondisi demikian. Terutama untuk kaum milenial yang aktif di media sosial.

Semua orang tahu riuhnya gejolak politik di media sosial. Hoaks, fitnah, atau berita provokasi hilir-mudik dengan mudahnya di media sosial.

Belum lagi "bumbu" berupa drama dari para elit politik kita. Gayeng bener!!!! Rasanya bibir gatal untuk berkomentar. Begitu juga dengan jari tangan untuk menulis dan atau membagikan berita politik yang bombastis.

Saya pribadi berpikir sebaiknya saya "puasa" ber-media sosial. Pastinya akan lebih bermanfaat banyak jika waktu 40 hari tersebut, saya pergunakan untuk hal positif lain.

Ternyata Berat!
Dimulai dari Rabu Abu, saya memulai "puasa sosmed". Seminggu pertama terasa berat. Biasa buka gawai --lihat foto-foto di instagram, lihat postingan fesbuk, lihat linimasa twitter-- membuat saya bingung sendiri. Mau ngapain ya?

Di situlah saya sadar betapa selama ini banyak waktu saya habiskan untuk sosmed. Meskipun sebentar, jika dalam sehari membuka berkali-kali ya sama saja.

Puasa sosmed menjadi berat untuk orang-orang yang aktif di dunia maya. Ada yang aktif posting dan ada yang aktif berkomentar. Postingan pun beraneka rupa. Rupa "pamer" di dunia maya bisa dari A sampai Z. Dari keluhan receh hingga yang viral. Dari yang benar hingga yang hoaks.

Meskipun belum 100%, tapi puasa sosmed buat saya lebih menantang. Disitulah kontrol diri saya diuji. Saya belajar untuk menjauh dari keriuhan dunia maya dengan segala daya tariknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline