Pagi di bandara Charles de Gaulle
Penerbangan yang lama memang melelahkan. Tapi demi impian bermain salju, semua kelelahan seakan menguap begitu saja.
Kugendong anak lanang kecilku, sementara kakaknya kugandeng tangannya. Begitu keluar bandara, kuhirup udara Paris. Dingin. Semoga salju turun, harapku. Iya, tujuan utamaku kesini adalah untuk bermain salju dengan kedua anakku. Aku ingin mewujudkan impian anak-anakku seperti di WinterWonderland.
Setelah menaruh koper di hotel, anak-anak sudah tidak sabar untuk segera bermain salju. Aku segera mengganti baju mereka dan menyiapkan peralatan dan mainan. Kugandeng mereka berdua menuju sebuah tanah lapang dengan salju bak lautan kapas putih. Dingin menggigit, tapi senyum ceria anak wedok dan anak lanang mengalihkan rasa itu.
"Dik, ayo kita sendokin saljunya... lets make a snowman...," teriak anak wedok kepada adiknya.
Kulihat mereka mulai bermain seru. Membuat snowman, lempar-lemparan bola salju, kemudian main seluncuran. Heboh sekaligus happy!
"Pokoknya seharian ini kita puas-puasin main salju ya? Kita nggak kemana-mana. Cuma disini. Main-main salju aja," kujelaskan kepada dua anakku. Iya, aku ingin mereka bermain sampai puas. Tak ada salju di negaraku. Ini kesempatan baik yang harus dimanfaatkan.
Kedua bocah kecilku bermain dengan riang. Hatiku pun mak nyes dibuatnya. Kebahagiaan seorang ibu bersinar tatkala mampu membuat anaknya ceria dan bahagia. Tiba-tiba salju turun. Senyum lagi-lagi merekah di bibir mungil bocah-bocah kesayanganku.
"Aeekkk... aekkkk.... aekkkk ..," suara anak lanang menangis. Kucari suara itu. Ada persis disampingku. Setengah mati kubuka mataku. Ah, dia haus minta susu.
Masih setengah ngantuk, kubuat sebotol susu, dia pun diam dan asyik menyusu sambil tidur. Badanku serasa melayang antara sadar dan tidak.
Sedetik. Dua detik. Aku pun tersadar.