Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa masyarakat menuju pada era dan realitas baru yang lazim dikenal dengan era digital dan realitas virtual. Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi seperti sekarang harus menuntut da'i memiliki kecakapan dalam mengelola teknologi sebagai media dakwahnya. Da'i tidak boleh hanya menunggu "masalah datang" untuk berdakwah. Ziauddin Sardar menyebut bahwa da'i harus "jemput bola" guna membangun interaksi, komunikasi. Dengan media teknologi, da'i mampu melakukan masivikasi kajian dan syiar kepada seluruh umat muslim dengan lebih praktis. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, pada zaman modern ini sebagian besar manusia di negara maju dan sebagaian lainnya bergantung kepada teknologi komunikasi, terutama media komunikasi massa.
Tingkat kebutuhan terhadap teknologi ini telah demikian menjadi suatu yang menentukan. Baik dalam interaksi antar individu, komunitas, lembaga maupun hanya sekedar mencari hiburan dan alternatif untuk mendapatkan informasi (Budiantoro, 2018). Memasuki zaman media sosial seperti sekarang ini, untuk mendapatkan informasi keagamaan setiap orang tinggal mengakses pada saluran yang tersedia salah satunya ialah youtube. Komunikasi yang terjadi di youtube melalui chat dan berbalas komentar antar pengguna youtube tersebut, meskipun bisa jadi yang saling berbalas pendapat atau respon atas konten yang ditayangkan dilakukan tidak langsung oleh dai tersebut tetapi diwakili oleh admin akun youtube tersebut atau jammah lain yang sependapat atau sepaham dengan konten dakwah yang ditayangkannya (Robert & Brown, 2004).
Siapa yang memiliki media massa, itulah yang menguasai informasi dan dapat dengan mudah mempengaruhi audien. Di era perkembangan teknologi informasi, si pemilik media massa tidak dengan mudah mempengaruhi audien.
Dalam al-Quran banyak sekali diungkapkan kisah yang penuh "ibrah" terkait dengan dakwah dalam al-qur'an. Seperti salah satu kisah menceritakan tentang Nabi Yusuf, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi, membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (Q.S Yusuf [12]: 111).
Islam merupakan pedoman kehidupan, yang telah menyediakan berbagai panduan atau petunjuk dalam seluruh wilayah komunikasi manusia. Karenanya, panduan atau petunjuk Islam sudah selayaknya dijadikan sebagai prinsip-prinsip ketika prinsip-prinsip tersebut dijadikan sebagai pedoman (Tahir et al., 2021). Kajian literature mengenai urgensi prinsip komunikasi Islam dalam mengatasi hoax di era 4.0 menjadi sebuah topik yang penting dan relevan untuk dibahas di era digital saat ini. Di era 4.0, informasi dan teknologi semakin berkembang pesat, sehingga memudahkan penyebaran informasi dan berita yang tidak benar atau hoax. Relasi sosial yang terjalin diantara masyarakat maya memiliki kontak sosial dan hubungan komunikasi. Semakin canggihnya pemasaran dakwah dapat masuk dalam semua lini maupun saluran komunikasi. Saat ini situs dakwah di era disruptif semakin bervariasi (Rustandi, 2020).
Hoax merupakan informasi atau berita yang berisi hal-hal yang belum pasti atau yang benar-benar bukan merupakan fakta yang terjadi ( kemenkominfo ). Dalam mengatasi penyebaran hoax, diperlukan strategi komunikasi yang tepat seperti memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, memperkuat kebenaran informasi melalui berbagai sumber yang dapat dipercaya, dan menyebarkan informasi dengan bijak dan bertanggung jawab. Strategi komunikasi yang tepat dalam mengatasi penyebaran hoax di era digital. Diperlukan beberapa strategi, seperti memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, memperkuat kebenaran informasi melalui berbagai sumber yang dapat dipercaya, dan menyebarkan informasi dengan bijak dan bertanggung jawab agar dapat mencegah penyebaran hoax.
Islam sangat menjunjung tinggi kejujuran, nilai -- nilai kebenaran dan sangat menentang adanya pemberitaan/ucapan yang tidak di dasarkan fakta apalagi mengikuti bahkan turut menyebarkan sesuatu yang belum jelas faktanya seperti yang termasuk dalam surat Al -- Isra' ayat 36 :
Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamutidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatandan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya