Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Tanggapan: Sebuah Teks yang Humoris, Teks Anekdot

Diperbarui: 17 Mei 2023   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Topik yang dibahas dalam artikel tersebut adalah kerinduan penulis terhadap sosok dari sebuah pemimpin yang memiliki selera humor. Pada awalnya, penulis mendeskripsikan bagaimana Gus Dur bercerita mengenai intelijen yang berada di antara mereka melalui cerita yang lucu. 

Dalam menyampaikan pidatonya, Gus Dur seringkali menyisipkan teks-teks anekdot yang tidak hanya bertujuan sebagai jenaka, tapi juga untuk memberikan kritik. 

Hal ini membuat orang-orang menganggap Gus Dur hanyalah bercanda, padahal aslinya sedang mengkritik suatu pihak. Di sisi lain, ketika ada seseorang yang mencoba untuk mengkritik pemerintah melalui anekdot, orang tersebut justru ditangkap oleh polisi. 

Sebelum membahas cara Gus Dur mengomentari berbagai pihak melalui teks anekdot, kita harus bisa mengetahui terlebih dahulu tentang teks anekdot itu sendiri. Teks anekdot adalah teks yang bertujuan untuk menghibur pembacanya, namun di waktu yang sama juga bertujuan untuk mengkritik pihak lain. 

Teks anekdot bisa merupakan teks narasi, maupun percakapan atau pembicaraan yang terjadi antara dua atau lebih pihak. Jenis teks ini sama seperti yang diceritakan oleh Gus Dur, yaitu teks yang di satu sisi menghibur, namun juga ada unsur kritik yang ingin disampaikan jika kita bisa mengulas dan memahami lebih dalam dari teks tersebut.

Untuk lebih memahami teks anekdot, mari kita lihat salah satu contoh teks anekdot. Contoh teks anekdot yang saya ambil adalah teks anekdot dari Gus Dur sendiri, berjudul Intelijen:

Pada masa Orde Baru, hampir setiap acara yang didatangi Gus Dur selalu diawasi intel. Kala itu, Gus Dur tengah menghadiri pertemuan forum para kiai. "Nanti kita diskusinya dalam bahasa Arab, karena di sini ada intel," kata Gus Dur dalam sambutannya menggunakan bahasa Arab. 

Setelah itu, acara diskusi pun benar-benar dilanjutkan menggunakan bahasa Arab. Si intel kemudian pulang dan melapor kepada komandannya. "Tadi membicarakan apa?" tanya komandan kepada si intel. 

"Tidak ada diskusi komandan, para kiai itu hanya saling mendoakan," jawab si intel. 

Berdasarkan teks anekdot Gus Dur di atas, dapat ditemukan sebuah hal yang menarik yaitu cara Gus Dur menyampaikan bahwa banyak orang yang tidak mengerti bahasa Arab yang kemudian menyalahartikan bahasa tersebut dengan doa yang diucapkan dalam bahasa Islam. Selain itu, hal menarik lainnya dari teks anekdot tersebut adalah siasat Gus Dur untuk menipu atau membingungkan intel yang ada di dalam rapat dengan menggunakan bahasa Arab untuk berbicara.

Teks anekdot pada dasarnya memiliki beberapa tujuan, yaitu membangkitkan tawa, membuat para pembacanya terhibur, memberikan kritik secara tidak langsung, dan juga melukiskan sikap dari sebuah karakter. Pada contoh teks anekdot di atas, terlihat bahwa terdapat unsur lucu yaitu pada bagian di mana si intel tidak dapat membedakan antara percakapan menggunakan bahasa arab dengan berdoa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline