Lihat ke Halaman Asli

M ALVINADAM

Mahasiswa Uin Khas Jember

Manusia yang Memanusiakan

Diperbarui: 16 November 2021   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, atau disebut sebagai Homo Socius yang berarti makhluk sosial. 

Arti dari makhluk sosial itu lebih mengarah kepada fungsi manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial yang artinya sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari atau manusia tidak dapat hidup sendiri. Meskipun ia mempunyai kedudukan dan kekayaan, ia selalu membutuhkan orang lain.

Dan manusia merupakan puncak ciptaan, merupakan makhluk yang tertinggi. Dia adalah wakil Tuhan di bumi.
Sesuatu yang membuat manusia menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja: Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran.

Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir manusia sudah disebut sebagai makhluk sosial. Manusia juga harus punya kesadaran sebagai makhluk sosial yang memberikan rasa tanggung jawab untuk mengayomi individu yang lemah.

Manusia adalah sabagai khalifah atau pemimpin yang ada di bumi. Dan manusia derajatnya yang paling tinggi dari pada makhluk yang lain. Manusia memiliki banyak keistimewaan tersendiri. Selain itu manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Namun kerap kali manusia melupakan jati diri sebagai seorang manusia.

Manusia di era ini kerap kali bertingkah layaknya hewan yang mana hanya mementingkan hawa nafsu belaka. Manusia diberikan akal agar supaya berpikir untuk mengemban amanah sebagai khalifah di bumi. Namun kenyataannya bertolak belaka dengan fakta yang ada.

Dan manusia era ini cenderung meninggalkan sifat kemanusiaannya yang terjadi malah sifat kehewananannya yang merajarela, kemanusiaan seakan-akan telah dibumi hanguskan. Dalam hal ini  manusia yang  seperti ini harus dihindarkan karena bersifat merugikan. 

Seperti contohnya Koruptor, koruptor adalah orang yang diberi amanah untuk melayani masyarakat atau warga negara, tapi melupakan amanah yang diberikan kepadanya dan untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Hal ini harus cepat diberantas karena efeknya sangat besar bagi masyarakat. 

Tak hanya koruptor yang bersifat merugikan, sikap individualisme dapat memecah belah kemanusiaan.
Sikap individualisme adalah paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting dari pada yang lain. Sikap ini tentunya harus dirubah pelan-pelan biar tidak memetingkan diri sendiri, dan lebih bisa mengerti apa itu kemanusiaan, dan juga sikap individualisme dapat mengakibatkan tenggang rasa diantara sesama manusia seperti kurangnya pertemanan, pergaulan, komunikasi.

Dan sebagai manusia yang diamanahkan sebagai khalifah di bumi tentunya berkewajiban menjaga lestarinya bumi. Namun kenyataannya bertolak belaka, banyak sumber alam yang di ambil secara serakah oleh orang yang tidak berprikemanusiaan yang mana sumber daya alam tersebut tidak dapat diperbarui, sehingga dapat menyebabkan efek buruk bagi alam dan bagi manusia. 

Seperti contoh ada hutan yang awalnya penuh dengan pepohonan hingga hutan tersebut banyak penebangan liar yang mengakibatkan satwa alam tidak dapat mencari makan di alam sehingga satwa tersebut turun ke permukiman warga atau desa setempat untuk mecari makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline