Lihat ke Halaman Asli

Malta Nur Doa

Konsultan di Bidang Pemasaran dan Periklanan. Pengalaman di Agency Multinational selama 6 tahun.

Mungkinkah Menertibkan Pelanggar Lalu Lintas melalui Suara?

Diperbarui: 8 September 2015   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kamu. Indra yang paling mudah mengingat pesan jangka panjang salah satunya adalah suara. Ketika dalam masa janin indra pendengaran lebih berkembang terlebih dahulu daripada penglihatan. Bahkan musik lebih banyak dinikmati daripada gambarnya.

Sebuah sosiol eksperimen di Netgeo mengungkapkan salah satunya warga yang terus mendapat nasehat positif yang sama berulang-ulang dan kontinu cenderung akan bertindak positif mengikuti instruksi tersebut. Berapa banyak kampanye sadar lalu lintas dicontohkan secara visual?

Bahkan di beberapa ruas di Jakarta, pelanggaran terjadi di depan aparat pengatur lalu lintas. Lalu berikutnya, tidak semua tanda visual ternyata bisa mudah ditangkap. Instruksi melalui suara sudah banyak diterapkan sebenarnya. Dalam beberapa contoh eksperimen misalnya. Instruksi keselamatan penerbangan sampai saat ini masih menggunakan pengisi suara perempuan dengan intonasi berat. Bioskop pun meniru trik yang sama. Siapa yang tidak familiar dengan suara "Pintu Theatre X telah dibuka, para penonton yang telah memiliki karcis dipersilahkan memasuki ruang theatre". Pasti ingat kan, padahal kita tidak setiap hari mendengarnya.

Di Kota Semarang, eksperimen lalu lintas melalui suara ini pernah dilakukan. Pada beberapa titik lampu lalu lintas, ditempatkan speaker yang menghadap pengendara. Speaker itu kemudian menyuarakan tentang tertib berlalu lintas. Salah satu pesannya adalah "Taatilah peraturan lalu lintas demi terwujudnya keamanan, dan ketertiban di jalan raya". Pengisi suaranya adalah perempuan dengan suara berat.

Terbukti menurut saya eksperimen ini berhasil. Di titik-titik speaker ini di pasang. Pengendara cenderung lebih tertib daripada di titik yang tidak dipasang speaker ini. Memang butuh waktu, namun terpaan pesan yang sama berulang-ulang akhirnya masuk ke memori jangka panjang pengendara membuat mereka lebih tertib secara perlahan. Apalagi suara perempuan yang berat mengingatkan akan sosok seorang Ibu yang sedang memberikan nasehat baik.

Project ini belum pernah diwujudkan di Jakarta dan kota lainnya. Kita harus percaya bahwa merubah perilaku masyarakat dengan pendekatan sains itu perlu diuji coba dan dilakukan. Di negara lain eksperimen ini dilakukan pada toko-toko seperti Seven Eleven, yang sekarang ditiru oleh Alfamart dan Indomaret dengan pesan suara perempuan setiap kita keluar masuk pintu.

Semoga ke depan kita bisa terus turut serta menggarap projek sosial eksperimen yang memberikan dampak positif buat perubahan masyarakat. Seandainya kita sedikit mau meneliti dan menganalisa perilaku sosial, kita akan tahu banyak hal yang bisa kita cari solusinya.

Di Netgeo Channel program semacam ini ada di program dengan nama "Crowd Control".

Keep optimist for our society.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline