Lihat ke Halaman Asli

Malsa Mega Lestari

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Udayana 2020

Belenggu Tuan

Diperbarui: 25 Mei 2022   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapik embun panas
Mengait jemari yang lugas
Semua jelas tentang siapa kita sebenarnya


Tentang saling yang terlalu jelas diutarakan pada kain bekas darah pengakuan menjadi 'berdua'
Hingga kata 'milik' tak perlu dibayar mahal
Semua lunas dengan cinta yang dinafaskan


Setiap hari, setiap malam terisi dahaga, pun tanpa celah kenyamanan
Suguhan-suguhan rayu  menyenangkan, menyuapi aku dan kamu bergantian 

Tanpa tidak dan titik pemberhentian
Pun elok 'kita' tak pernah mengerti 'sudah' pada esok, pun belok melepas kait dengan mengunci pintu sukma
Hingga masing-masing kokoh terluka parah di dunia berbeda
Sebab menyongsong aku tanpa lagi kita


Itulah ranumku, yang tuan sebut doa manis,
Agar kita menjadi 'selamanya'

Terikat aku, terbelenggu pada nyanyian lembut malammu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline