Lihat ke Halaman Asli

Agust Dapa Loka Mengubah Derita Menjadi Berkat

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13417642211584287870

Inilah karya pertama Agust Dapa Loka, seorang guru pelajaran Bahasa Indonesia di sebuah SMA di daratan Sumba, NTT. Novel ini ia hasilkan setelah tertimpa malapetaka berupa kecelakaan lalu lintas pada 10 Mei 2009 yang menyebabkan kaki kanannya diamputasi pada 16 Juni di tahun yang sama.

Karena salah penanganan oleh dukun tulang, kaki kanannya membusuk dan akhirnya harus diamputasi. Pilihan amputasi adalah pilihan maha sulit bagi Agust dan keluarga besarnya. Tapi jika amputasi tidak segera dilakukan, maka nyawa alumni IKIP (sekarang universitas) Sanata Dharma Yogyakarta itu terancam. Digambarkan dalam novel yang merupakan kisah nyata tersebut, suhu badan Agust sudah tinggi akibat infeksi dan kemampuan berpikirnya sudah menurun tajam.

Ketika mengalami penderitaan tersebutlah Agust melihat kegesitan istrinya melakukan semua pekerjaan yang sedianya dia kerjakan saat sehat. Ketiga putrinya pun cekatan melakukan tugas mereka. Pada titik ini rasa hormat dan kagum Agust pada sosok perempuan mencapai puncaknya.

Novel ini Agust juduli Perempuan itu Bermata Saga karena melihat keberanian dalam diri istrinya yang “gagah perkasa” menghadapi berbagai tantangan hidup pasca sang suami mengalami kecelakaan besar.

Pasca amputasi, penderitaan Agust masih berkepanjangan. Di daratan Sumba dia harus menjalani operasi susulan karena merasa tidak nyaman dengan kakinya. Sakit luar biasa. Pasca operasi, sakit tak hilang juga sehingga dia ke Solo untuk perawatan. Ternyata di rumah sakit ortopedi itu ia harus menjalani operasi lagi--yang juga tidak membawa hasil apa pun kecuali tambahan penderitaan. Oleh sebuah rumah sakit lain di Bekasi ia malah divonis menderita infeksi tulang. Sebuah vonis yang amat berat.

Praktis, Agust mengerjakan novel tersebut saat dia bertarung dengan infeksi tulang. Sangat jelas energi seorang sakit dalam novel ini. Kita bisa merasakan aliran perjuangan yang penulis alami. Bahkan pengakuan sejumlah pembaca melalui sms dan tanggapan di kompasiana, mereka menangis terseduh-seduh saat membaca novel ini.

Saya sendiri merasa dikuatkan oleh kisah yang penulis tuangkan dalam novel ini. Dengan novel ini, Agust menyuntikkan semangat optimis ke dalam jantung dan darah setiap pembacanya. Ya, melalui novel terbitan Elex Media komputindo (Gramedia Group) dia berhasil mengubah derita menjadi berkat, juga untuk pembacanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline