Pagi ini pukul 07.00 wib, kamis 11 Januari 2024 bertempat di Gedung A Lantai 2 Perpusnas Salemba Raya no. 28 A Jakarta, Saya diagendakan menerima wawancara dari Retno, Mahasiswa S2 Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Wawancara ini berkaitan dengan penelitian untuk penyusunan Tesis nya Retno.
Wawancara berkaitan dengan Ketidakrelevanan kebijakan ISBN sebelumnya disertai dengan adanya pengawasan Badan ISBN Internasional, mendorong pengembangan kebijakan ISBN baru di Perpusnas RI. Terbitnya Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 tentang Layanan Angka Standar Buku Internasional (ISBN) telah memicu beragam reaksi dari penerbit di seluruh Indonesia. Tujuan wawancara Mengidentifikasi dampak kebijakan ISBN kepada penerbit di Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan ketersediaan informasi di Masyarakat.
Dalam awal wawancara, saya sampaikan bahwa Provinsi masuk Jawa Barat termasuk dalam 5 besar sebagai provinsi yang terbesar jumlah penerbitnya dan juga masuk 5 besar sebagai provinsi terbesar dalam kajian kegemaran membaca.
Berdasarkan Progress report tahun 2021, International ISBN Agency mulai mengeluarkan beberapa pertanyaan tentang penggunaan ISBN di Indonesia yang mengalami lonjakan sangat signifikan dan dianggap mengalami ketidakwajaran dalam penerapannya. Monitoring terus dilakukan sampai akhirnya Perpustakaan Nasional mengambil langkah strategis berupa kebijakan penataan kembali layanan ISBN di Indonesia. Yang dituangkan dalam Perpustakaan Nasional mengeluarkan Peraturan Perpustakaan Nomor 5 tahun 2022 Tentang. Layanan Angka Standar Buku Internasional (International Standard Book Number
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
