Kuliner Soto Ayam Dargo Pak Wito, Semarang. Hari ini (17/10. 12.30) selepas kegiatan evaluasi layanan publik ISBN Pusbiola dengan Tim Ombudsman, saya meluncur ke agenda berikutnya perjalanan ke Semarang melalui Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Dengan penerbangan pesawat Batik Air pukul 15.15 wib. Tiba di Bandara lebih awal sekitar pukul 13.30 wib, masih banyak waktu luang, jadi bisa buka laptop dan mengerjakan tugas PP-IPI menyiapkan naskah kiprah PP-IPI 2018-2022.
Tak berapa lama berselang, panggilan kepada para penumpang untuk segera memasuki pesawar. Perjalan Jakarta-Semarang ditempuh dalam waktu 1 jam.
Setibanya di Bandara Ahmad Yani Mas Adhit sudah menunggu di pintu keluar bandara di Jemput Mas Adhit yang berangkat lebih awal menggunakan kereta api tadi pagi pukul 07.00 wib.
Panitia dari Semarang yang menjemput ada pak Suwondo, Sugianto, dan pak Joko. Oh iya, perjalanan Literasi Jakarta-Semarang kali ini dalam rangka Webinar penerbitan yang diselenggarakan oleh Universitas Diponogoro.
Perajalan dari Banadara ke Hotel Grancandi kurang lebih 30 menit. Dan Pak Suwondo selaku tuan rumah mengajak saya singgah makan siang menjelang sore terlebih dahulu, Saya diajak berkuliner di Rumah Makannya Soto Ayam Dargo pak Wito Semarang. Soto ini menurut beberapa sumber rujukan kuliner sangat terkenal di Kota Semarang. Bermula pada tahun 1950 an pak Joyo Suwito berjualan Soto digerobak di pasar Dargo, berkat keuletannya dan rasa sotonya yang mempunyai kekhasan tersendiri, akhirnya sampai saat meraih kesuksesan dengan memilik 6 cabang rumah makan Soto Ayam Dargo pak Wito di Kota Semarang.