Para Menteri kebudayaan dari kelompok ekonomi terbesar dunia G20 pada tanggal 30 juli 2021 menyepakati Deklarasi G20 tentang kebudayaan yang secara tegas memposisikan budaya sebagai unsur utama untuk pemulihan sosial-ekonomi yang berkelanjutan pasca pandemic Covid-19. Deklarasi mencakup lima prioritas utama yang disampaikan oleh Kepresidenan Italia : 1. perlindungan warisan budaya; 2. budaya dan perubahan iklim; 3. budaya dan pendidikan; 4. industri budaya dan kreatif; dan 5. budaya dalam transformasi digital. Deklarasi ini secara nyata memasukkan budaya dalam proses G20, mengakui adanya nilai sosial dan ekonomi , dan adanya komitmen terhadap perlindungan warisan budaya. International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) sebagai organisasi internasional yang bergerak dalam bidang perpustakaan dan informasi menyatakan bahwa deklarasi tersebut berpusat pada lima prinsip yang semuanya selaras dengan nilai-nilai bidang perpustakaa, yaitu :
1. Culture and Creative Sectors as Drivers for Regeneration and Sustainable and Balanced Growth
Menyampaikan nilai-nilai perpustakaan seperti pembelajaran seumur hidup, mempromosikan inklusi digital, literasi media dan informasi, memungkinkan akses ke informasi, pelestarian dan akses ke warisan budaya
2. Protection of Cultural Heritage
Perlunya memperkuat dan mengembangkan model dan alat pengelolaan yang efektif, berkelanjutan, inklusif dan terkoordinasi untuk melindungi warisan budaya yang terancam. Perpustakaan dan ahli warisan dokumenter budaya dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan model dan alat ini, serta mengambil manfaat dari model pengembangan ini
3. Addressing Climate Change through Culture
Perpustakaan adalah institusi pelindung warisan dokumenter, penyedia informasi, dan pusat komunitas, perpustakaan sangat penting dalam membangun ketahanan dan menginspirasi dalam aksi perlindungan warisan dokumenter. Perpustakaan adalah ruang untuk menciptakan komunitas dan membangun ide-ide baru, meningkatkan pendidikan, pelatihan, kesadaran publik tentang perubahan iklim, partisipasi publik, dan akses publik terhadap informasi
4. Building Capacity through Training and Education
Perpustakaan dan lembaga budaya lainnya diakui perannya sebagai aktor dan kunci untuk mengembangkan peluang pelatihan dan pendidikan dalam kebudayaan, hal ini dikarenakan perpustakaan memperjuangkan pembelajaran sepanjang hayat dan berada di poros berbagai pengetahuan dan sumber daya, perpustakaan dapat menjadi pemain kunci dalam menciptakan sinergi lintas sektor budaya, yang memungkinkan transfer pengetahuan multidisiplin dan multigenerasi.
5. Digital Transition and New Technologies for Culture
Perpustakaan memainkan peran dalam transformasi digital dalam mengatasi kurangnya keterampilan dan kompetensi digital, kurangnya akses fisik ke teknologi, kurangnya akses ke konten yang relevan, kurangnya akses internet, dan kurangnya lembaga dan ruang komunitas yang menyediakan peluang dalam transformasi digital diantara pembuat konten, dan menyediakan ruang kepada publik yang lebih luas sehingga perpustakaan dapat mengatasi semua aspek transformasi digital. Terutama selama pandemi, perpustakaan terus menyerukan undang-undang hak cipta , menyiapkan akses jarak jauh ke sumber informasi, dan pelestarian warisan digital dan digitalisai.