Literasi wisata merupakan keterampilan dan karakteristik personal dalam melakukan perjalanan. Literasi wisata bukan hanya sekedar mengunjungi suatu tempat wisata, melainkan lebih dari itu mendokumentasi dan menuliskan dalam suatu catatan perjalanan. Wisata literasi memerlukan beberapa keterampilan, diantaranya: (1) pengetahuan geografi yang sangat baik (2) kemampuan berkomunikasi (3) kemampuan pengaturan keuangan (4) keterampilan dalam pengemasan (5) keterampilan interpersonal (6) kemampuan memori (7) rasa keingintahuan yang kuat (8) kemampuan fotografi (9) keterampilan dokumentasi perjalanan (10) keterampilan medis dasar. (disadur dari tulisan Escape Hunter, dengan judul "what is travel literasi" 2014)[1]."
Foto di Ruang Makan Hotel Naka Kupang
Transportasi digital
Di era transportasi digital, pada saat ini melakukan literasi wisata sudah sangat mudah dengan bantuan aplikasi digital, diantara menggunakan peta digital dan transportasi digital yang tersedia dalam "smartphone".Mulai dari pemesanan tiket pesawat udara, peta wilayah, tempat penginapan, transportasilokal/wisata, dan tempat wisata yang dituju. Era digital dengan "smartphone"memberikan akses seluas-luas bagi wisatawan untuk berwisata literasi ke berbagai objek wisata. Dalam hal ini penulis menggunakan istilah "wisata literasi dalam genggaman tangan". Warwick dan Tiffany dalam tulisannya "Transport in the digitalage : disruptive trend for smart mobility" mengatakan bahwa Pada tahun 2020 diperkirakan semua transaksi tidak akan lagi menggunakan kertas[2].
Pengalaman penulis, ketika wisata literasi di kota Kupang, sangat dimudahkan dengan adanya aplikasi google map dan grab bike. Penulis cukup memesan grab bike sudah dapat berwisata literasi secara mandiri. Sudah barang tentu sebelum melakukan perjalanan menyiapkan beberapa persiapan, seperti lokasi yang dituju, kesediaan paket data internet, kesehatan yang terjaga, dlsb.
Sekilas Bumi Kasih
Kota Kupang mempunyai sebutan kota "Kasih" (Karya, Aman,Sehat, indah dan Harmonis). Kota Kupang merupakan Ibukota dari Provinsi NusaTenggara Timur. Undang Undang No. 5 tahun 1996 tanggal 25 April 1996,Kupang diresmikan sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II. Jabatan Wali Kotapertama dipegang oleh S. K. Lerik[3]. Wali KotaKupang saat ini adalah Dr.Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH Lahir di Kupang pada tanggal 13 Januari 1960.
Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa.[4]. Juga ada suku Sumba dan Alor. Kota Kupang memiliki luas 180,27 km terdiri dari 6 kecamatan dan 51 kelurahan. dengan jumlah penduduk sekitar 412.708 jiwa. Secara geologis wilayah ini terdiri dari pembentukan tanah dari bahan keras dan bahan non vulkanis. Bahan-bahan mediteran/rencina/lotsol terdapat di semua kecamatan (BPS Kota Kupang : 2018)
Wisata literasi
Wisata literasi pustakawan di kota kasih Kupang meliputi "literasi kuliner" dan "literasi objek". Literasi kuliner mengunjung 3tempat, yaitu rumah makan Taman Laut Handayani, rumah makan Depot Ria, dan Toko oleh-oleh Ibu Soekiran. Literasi objek mengunjungi 5 tempat, yaitu Pantai PasirPanjang Kupang, Masjid Al-Baitul Qadim, Jembatan gantung Air Mata,pantai Nunbaun Delha dan gua kristal.
Foto di Rumah Makan Taman Laut Handayani
Rumah Makan TamanLaut Handayani
Rumah makan Taman Laut Handayai terletak dijalan Timor Raya, Oesapa Sel., Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. 85228. Jam buka: pukul 11 siang. Nomor telepon (0380) 8438307. Lokasinya yang terletak dipinggir pantai sangat indah untuk berfoto ria dan menikmati keindahan laut serta memandangi matahari tenggelam. Resto ini menyediakan lebih dari 50 menu pilihan dengan andalan menu "sea food". Interior Resto didominasi dengan materi kayu, disediakan juga area " Photo Booth" bagi tamu untuk berpose foto dan juha tersedia Mushola di lantai 2. Yang unik dari Resto ini justru ada instrumental musik sunda.
Foto di pantai pasir panjang
Pantai Pasir Panjang Kupang
Keelokan pasir putih yang memanjang sepanjang 1 km dan birunya laut membuat pantai pasir panjang menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Lokasinyatidak jauh dari hotel Sotis Kupang di jalan Falatehan, kelurahan pasir Panjang,kecamatan Kota Lama Kupang.
Masjid Al-Baitul Qadim
Foto Masjid Al-Baitul Qadim setelah direnovasi
Masjid Al-Baitul Qadim sebelumnya dikenal dengan sebutan Masjid Air Mata, dibangun oleh Sy'ban bin Sanga Tahun 1806 M. Masjid ini merupakan Masjid tertua di Pulau Timor dan merupakan jejak situs perjuangan dalam penyebaran agama Islam di pulau Timor. Masjid berada di perkampungan Islam kelurahan Air mata. Pada saat ini bangunnya sangat memprehatinkan dan kurang mendapatkan perhatian. Bangun lamanya di bawah kurang mendapatkan perawatan sedangkan pada bagian atas yang merupakan bangunan renovasi digunakan sebagai tempat untuk sholat. Masjid ini berlokasi di jalan Trikora No. 29 Kota Kupang perkampungan Muslim Air Mata. Dikatakan bahwa Kampung Air Mata dibangun oleh Sultan Badarruddin yangmerupakan keturunan Sultan Mananga, Pulau Solor, NTT[4].
Foto Masjid Air Mata Jaman dahulu.
Jembatan Gantung Air Mata
Foto Jembatan Gantung Air Mata
Jembatan gantung Air Mata-Fontain, memisahkanantara kelurahan Air Mata dengan kelurahan Fontain. Dibangun pada tahun 1990.Jembatan ini merupakan hasil renovasi dari jembatan aslinya yang dulu dikenaldengan jembatan papan yang rubuh diterjang banjir. Jembatan gantung terletak dikelurahan Air mata. Kampung Air Mata ini dibangun atasprakasa Belanda di atas tanah Raja Taebenu dengan seizin Raja Taebenu sebagaiungkapan terima kasih atas keberhasilan Sultan Badarruddin dan rakyatnya dalammengusir Portugis dari tanahTimor Barat atau Timor Loro Manu dan menjadikan Portugis hanya menguasai Timor Leste[5]
Pantai Nunbaun Delha
Pantai Nunbaun Delha terletak di kecamatan Alak, kota Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kelurahan ini merupakan satu dari 11 kelurahan yang berada di kecamatan Alak. Kelurahan ini memiliki kodepos 85233.Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk yang sebagian besar beragama Protestan tetapi ada juga yang Islam dan penduduknya sebagian besar bersuku Sabu, Sote dan Alor[6]
Gua Kristal Kupang
Gua Kristal terletak di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat,Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lokasi masuk gua kristal ada di dalam perumahan masyarakat sehingga tidak terlihat seperti lokasi wisata. Pada saat kunjungan, pemandu wisata gua kristal belum datang sehingga hanya dapat melihat sampai di pintu masuk gua kristal. Dikutip dari kumparan.com disebutkan bahwa "Sebelum menjadi objek wisata,menurut salah satu pemandu Gua Kristal, Ery Rizki, gua ini merupakan sumbermata air masyarakat sekitar dan juga kerap digunakan sebagai sarana untukmencuci pakaian. Selain itu, diceritakan pula bahwa Gua Kristal sebenarnyamerupakan kebun milik nenek moyang warga bernama Christofer Neno[7]. Gua Kristal pernahdijadikan tempat persembunyian pasukan Jepang untuk menyimpan barang-barangpasukan Jepang Foto pintu masuk Gua Kristal
Toko oleh-oleh Ibu Soekiran
Toko oleh-oleh Ibu Soekiran merupakan salah satu pusat oleh-oleh yang ada di kota Kupang, beralamat di jalan Mohammad Hatta No. 16, Kelurahan Bonipol, Kecamatan Kota Lama Kupang. Toko ini menjual aneka ragam makanan khas Kupang, seperti emping jagung, abon sapi, dendeng sapi, sambal laut, kacang disko, dlsb. Toko oleh-olej Ibu Soekiran tidak membuka cabang lain di kota Kupang. Sayangnya lokasi menuju masuk ke toko ini kurang penerangan lampu, bahkan terkesan gelap dan lahan parkir yang sempit, membuat kurang nyaman pengunjung ketika ingin berbelanja.
[1] http://v8.kupangkota.go.id/2018/10/15/sejarah-kota-kupang-2/