Lihat ke Halaman Asli

Konsumsi Sebagai Pengukur Pendapatan dan Pengeluaran Nasional

Diperbarui: 10 Oktober 2016   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebelum membahas tentang konsumsi nasional kita harus tau apa itu konsumsi ?
Konsumsi adalah tindakan manusia yang digunakan untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda. Konsumsi dalam ekonomi makro merupakan konsumsi nasional yang berfungsi untuk menghubungkan antara laju pengeluaran dengan laju pendapatan nasional. Namun harus diketahui bahwa tambahan laju pengeluaran konsumsi tidak berarti pendapatan bertambah. Karena, tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian bisa digunakan dalam tujuan berinvestasi.

Secara makro pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Karena semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran dalam konsumsi. Ada beberapa yang mendasari dalam tingkat konsumsi mayarakat atau rumah tangga yaitu:
Penggeluaran dalam konsumsi rumah tangga memiliki kedudukan tertinggi dalam total pengeluaran agregat.

Konsumsi rumah tangga bersifat endogenous, artinya besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan dengan faktor-faktor lain yang dianggap bisa mempengaruhinya, seperti pada teori model konsumsi yang telah terbukti bermanfaat pada pengelola perekonomian makro.
Perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Adapun menurut ilmu ekonomi mikro, konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya menjaga kelangsungan hidup.

Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Kepuasan konsumsi seorang muslim bergantung pada nilai-nilai agama yang diterapkan pada rutinitas kegiatannya, yang tercermin pada alokasi uang yang dibelanjakan. Dalam islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peran keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi keperibadian manusia.

Batasan konsumsi dalam islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram, teteapi juga baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Begitu pula batasan konsumsi dalam syariat tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman. Akan tetapi, mencakup jenis-jenis komoditas lainnya. Pengharaman konsumsi untuk suatu komuditas bukan tanpa alasan. Tetapi Pengharaman untuk komuditas karena zatnya. Dan tetapi juga memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spiritual. Konsumsi dalam islam tidak hanya untuk materi, tetapi juga konsumsi sosial yang yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam Al-Quran dan hadis disebutkan bahwa pengeluaran zakat dan sedekah mendapatkan kedudukan penting dalam islam karena dapat memperkuat sandi-sandi masyarakat.

Ketika kita sedah membahas tentang konsumsi maka kita tau apa itu konsumsi nasional. Konsumsi nasional adalah penjumlahan dari pengeluaran-pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh semua orang dalam suatu Negara.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana GDP riil atau pendapatan riil perkapital meningkat secara terus-menerus melalui kenaikan produktivitas perkapital.

Pengaruh konsumsi nasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dijelaskan bahwa konsumsi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sekaligus juga indicator kesejahteraan, tingkat konsumsi akan menentukan kualitas pembangunan manusia Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjadi pertumbuhan positif, baik pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto ataupun investasi fisik serta ekspor neto barang dan jasa. Di Indonesia sedikit mengalami kecenderungan pertumbuhan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 6,0% per tahun. Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga manjadi sumber pertumbuhan sekaligus penyumbang terbesar dalam penggunaan GDP di Indonesia. pertumbuhan ekonomi di Indonesia termasuk tertinggi jika di bandingkan dengan Negara-negara tetangga seperti singapura, malayisia, Thailand, Filipina dan Vietnam. 

Jika keberagaman geografis wilayah dan potensi sumber daya terkait dengan indicator-indikator pendapatan, inflasi, harga-harga, dan IPM antar wilayah, maka keberagaman sosial ekonomi penduduk indinesia terkait dengan pola konsumsi dan preferensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline