Lihat ke Halaman Asli

Rekomendasi Kebijakan Isu Pangan Dalam Pemenuhan Gizi di Daerah 3T

Diperbarui: 8 Maret 2019   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang


Keterbatasan akses terhadap kebutuhan pangan sehari-hari berakibat negatif terhadap pemenuhan gizi di Indonesia. Sebagai contoh, data dari Departemen Kesehatan mengungkapkan, hanya terdapat tiga dari 34 provinsi di Indonesia yang menunjukkan persentase balita dengan gizi buruk berada di bawah 10%. Data yang sama menunjukkan terdapat 16 provinsi di Indonesia dengan persentase gizi buruk di atas rata-rata nasional.

Permasalahan terkait kelangkaan pangan tentu tidak selalu identik dengan adanya keterbatasan dari segi sumber daya alam saja, namun juga dapat dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

Fenomena perubahan iklim;

Terbatasnya adaptasi teknologi pangan dan teknologi informasi di daerah;

Aksesibilitas masyarakat dan sistem logistik akan pangan yang masih sangat terbatas;

Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap teknologi pangan masih tergolong rendah;

Dominasi petani, peternak, dan nelayan dari golongan tua masih lebih tinggi dibanding generasi muda;

Tingkat sarana dan prasarana yang tidak merata dan kurang memadai di berbagai daerah; dan

Belum adanya integrasi yang positif antara tingkat modernisasi pertanian dan teknologi pangan dengan potensi kearifan lokal.

Sebagai contoh, di daerah Samba (perbatasan Indonesia dan Malaysia), Pulau Jawa, Merauke, Papua, dan wilayah timur lainnya yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya komoditas pangan sangat melimpah dan potensi kearifan lokal. Namun, adanya keterbatasan modernisasi teknologi pangan, seperti tingkat teknologi diversifikasi pangan yang masih rendah menyebabkan pangan cepat membusuk dan tidak memiliki nilai tambah. Teknologi penggudangan yang kurang memadai dan efektif kemudian menyebabkan komoditas pertanian cepat rusak. Lebih jauh lagi, adanya permasalahan pada sistem transportasi dan distribusi yang kurang efisien mengakibatkan kelangkaan akan sumber pangan masih menjadi permasalahan yang serius.

Permasalahan ini diperkeruh lagi dengan kondisi tingkat pembangunan infrastruktur daerah, jaringan informasi dan komunikasi, juga pengenalan teknologi di berbagai daerah yang sangat terbatas, tidak merata dan kurang memadai sehingga menyebabkan berbagai aktivitas distribusi, akses informasi pasar, dan efisiensi pengolahan dan pengiriman produk ataupun komoditas menjadi suatu permasalahan yang masih sering ditemui. Isu akan teknologi pangan dan pemenuhan gizi di Indonesia memang masih menjadi suatu problematika yang strategis di perbatasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline