Lihat ke Halaman Asli

Malikha Mufidah

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas said Surakarta

Metodologi Studi Islam Dalam Meneliti Perubahan Paradigma Penggunaan Media Sosial di Kalangan Remaja Muslim

Diperbarui: 15 Oktober 2024   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam beberapa tahun terakhir perubahan sangat cepat terjadi dalam teknologi digital, khususnya sosial media, yang telah mengubah banyak aspek kehidupan, di era digital saat ini media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Penggunaan media sosial di kalangan remaja muslim telah mengalami perubahan yang signifikan, platform seperti Whatsapp, Instagram, TikTok, dan Twiter tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk membentuk suatu identitas pribadi dan tempat untuk mengekspresikan diri. 

Di kalangan remaja muslim penggunaan media sosial menyimpan suatu dinamika yang unik, fenomena ini memerlukan pendekatan meteodologis yang komprehensif untuk memahami bagaimana media sosial mempengaruhi dan di pengaruhi oleh nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk memahami perubahan ini, penting untuk menerapkan metodologi studi Islam yang dapat menjelaskan bagaimana ajaran agama berinteraksi dengan praktik media sosial sehari-hari.

Mengapa Harus Metodologi Studi Islam?

Ada dari kalian pasti yang bertanya-tanya mengapa harus metodologi studi Islam yang digunakan? Kenapa bukan metode yang lain saja padahal banyak metode-metode yang bisa di pakai untuk melakukan sebuah pendekatan?.

Dalam metodologi studi Islam menyediakan perspektif yang komprehensif untuk menganalisis bagaimana prinsip-prinsip keagamaan dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh fenomena modern seperti media sosial. Nah dalam metodologi studi Islam menawarkan sebuah kerangka yang unik untuk menganalisis interaksi antara ajaran agama dan praktik modern, pendekatan ini tidak hanya mempertimbangkan aspek religius tetapi juga faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi perilaku. Dalam konteks media sosial metodologi ini membantu menjelaskan bagaimana remaja muslim mengintegrasi nilai-nilai agama mereka dalam penggunaan platform digital, dan juga dengan pendekatan ini kita dapat mengevaluasi bagaimana remaja muslim menyesuaikan penggunaan media sosial mereka dengan nilai-nilai Islam yang mereka anut.

Dari perspektif pandangan metodologi studi Islam penting untuk memadukan pendekatan normatif yaitu melalui segala sesuatu yang berhubungan tentang agama dengan pendekatan empirik yang berbasis pada realitas sosial yang terjadi. Metodologi studi Islam melibatkan beberapa aspek terhadap suber-sumber utama Islam seperti Al Quran dan hadist, namun juga memerlukan pendekatan sosiologis, antropogis, dan psikologis untuk memeahami secara benar perilaku remaja muslim dalam dunia maya. Salah satu contohnya penerapannya dengan melihat bagaimana media sosial dapat digunakan sebagai alat dakwah dan pembelajaran agama, sekarang kan banyak ulama dan pendakwah yang menggunakan platform seperti Instagram, YouTube, atau TikTok untuk menyebarkan ajaran agama Isam secara lebih luas dan interaktif.

Pendekatan Secara Kualitatif: Wawancara dan Observasi Studi Kasus

Untuk memahami dinamika ini pendekatan metode secara kualitatif melalui wawancara mendalam dengan remaja muslim dapat memberikan sebuah wawasan berharga tentang bagaimana mereka memilih dan menyaring konten media sosial. Pertanyaan mengenai cara mereka mengatasi konten yang tidak sesuai dengan ajaran Islam atau bagaimana cara mereka mengatasi tantangan yang sering muncul dari norma sosial yang sering kali bertentangan dengan ajaran agama, ketika mereka mampu menyebarkanluaskan pesan-pesan positif dapat menggambarkan strategi mereka dalam menavigasi ruang digital.

Observasi secara langsung terhadap aktivitas media sosial remaja muslim juga dapat memberikan data empiris tentang perilaku mereka, studi kasus tentang kelompok-kelompok remaja yang aktif di media sosial dapat mengungkapkan bagaimana norma-norma agama diterjemahkan ke dalam tindakan digital sehari-hari. Juga dengan melalui pengamatan terhadap pola posting, jenis konten yang dibagikan, dan interaksi dengan pengguna lain maka peneliti dapat mengidentifikasi tren yang menunjukkan perubahan dalam paradigma penggunaan  media sosial.

Pendekatan Secara Kuantitatif: Survei dan Analisis Data

Selain pendekatan kualitatif, metode kuantitatif seperti survei juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih luas mengenai sikap dan perilaku remaja muslim terhadap media sosial, survei dapat memberikan data statistik tentang frekuensi penggunaan, jenis platform yang paling sering digunakan, serta presepsi mereka terhadap dampak media sosial pada kehidupan merek, data ini memberikan gambaran umum tentang pola penggunaan dan sikap remaja muslim terhadap media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline