AQUA, siapa yang tidak mengenal merk air mineral terbesar di Indonesia ini. Air mineral yang diproduksi oleh perusahaan makanan & minuman asal Prancis, Danone. Menempati peringkat teratas sebagai penyumbang sampah botol plastik di Indonesia.
Sebuah studi dilakukan oleh Sungai Watch, sebuah organisasi non-profit yang bertempat di Bali. Mengumpulkan sampah dengan memasang pembatas di area sungai seluruh Indonesia untuk mencegah sampah plastik mengalir ke laut.
Botol plastik sekali pakai dari AQUA menjadi sampah yang paling sering ditemukan. Disusul dengan produk dari Wings Group dan Indofood.
Sungai Watch telah mengaudit 537, 189 potongan sampah yang mereka kumpulkan dari 268 sungai di Bali dan Jawa Timur yang telah dipasang river barrier.
Hasilnya, seperempat sampah yang ditemukan merupakan jenis sampah polyethylene terephthalate (PET) botol yang diproduksi oleh brand air mineral AQUA. Disusul 15 persen botol Teh Pucuk dari Mayora, dan 13 persen botol Coca Cola.
Ditemukan juga gelas plastik yang peringkat pertamanya diduduki oleh merk Teh Gelas dari OT sebanyak 19 persen dan diurutan kedua AQUA dengan 13 persen.
Hal itu bukan sesuatu yang mengejutkan karena Indonesia merupakan salah satu negara kontributor sampah plastik terbesar di dunia. 600 ribu ton sampah baru yang berasal dari Indonesia tersebar setiap tahunnnya.
Infrastruktur pengelolaan sampah yang buruk, lemahnya regulasi terkait pencemaran, dan budaya buang sampah ke sungai yang melekat pada masyarakat menjadi faktor penyebab permasalahan ini.
Sejauh ini, sebagian besar sampah yang dibuang ke sungai adalah sampah non-recyclable (tidak dapat didaur ulang) seperti popok dan pembalut wanita. Sungai Watch menemukan 31 persen sampah jenis tersebut di barrier river yang mereka pasang.