Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Sastrawan

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

Pasukan Elit TNI di Bandung Membara

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13281382192111208593

Malam kian larut ketika sebagian masyarakat Bandung terlelap dalam tidur mereka. Kehidupan di Paris van Java sayup-sayup berakhir karena malam telah memeluk tiap mata yang sulit terpejam. Nyanyian malam sudah didendangkan begitu semburat matahari terbenam di peraduannya. Di lokasi berbeda, mata-mata menatap nanar tidak berkedip. Wajah-wajah diberi balutan hitam agar identitas mereka tersamar dalam malam yang kelam. Seragam hijau loreng bergerak dalam simfoni cepat dan tangkas. Mereka berkelebat, bergerak dalam diam namun penuh keyakinan. Satu komando menjadi pegangan bagi pasukan-pasukan elit yang unjuk kebolehan dalam penutupan Latihan Penanggulangan Teror TNI Tri Matra VI. Senjata-senjata laras panjang Pasukan Khusus Gultor dari Detasemen 90 Paskhas siap menyalak. Derap langkah sepatu-sepatu tentara tidak berbunyi, karena skenario pasukan elit memang diharuskan demikian. Demi ancaman di hadapan, operasi pembebasan terorisme harus tuntas. Prestasi yang diraih menjadi bukti betapa ketakutan musuh terwujud begitu nama Gultor disebut. Dua atau tiga prajurit elit membuka jalan masuk ke pesawat yang dibajak. Lanud Hussein Sastranegara menjadi bukti ketangguhan prajurit elit yang mampu menumpas makar terorisme. Ancaman terhadap keamanan dalam negeri yang selama ini mengganggu, bisa ditangani dengan efektif namun mematikan. Tunggu dulu! ancaman tidak terduga datang. Teroris mengerikan memberikan perlawanan secara tiba-tiba. Tembakan dimuntahkan dari senjata-senjata yang dibeli penjahat dari pasar gelap. Dinding-dinding pesawat berlubang terkena peluru berbahaya. Beruntung, para prajurit tidak gegabah. Dengan pengalaman yang memadai, para prajurit berhasil menguasai keadaan. Gelap dan sunyinya malam berubah. Desingan peluru berseliweran. Percikan api dari moncong senjata merobek pekatnya malam. Rentetan suara tembakan menambah kengerian yang sulit digambarkan. Meski hanya latihan, para prajurit tidak bermain-main. Mereka dihadapkan dalam kemelut yang bisa saja menjadi kenyataan di kemudian hari. Ancaman terorisme merupakan realita yang tidak berkesudahan. Pertempuran kian sengit, ketika para teroris melebarkan titik penembakan. Seorang penjahat pindah tempat ke ruangan pilot. Dia menembak dan menembak bagai kesetanan. Kemelut ini membuat para prajurit tempur mengubah strategi. Pengepungan pun diperlebar ke sisi lain pesawat. Mereka sudah membaca dimana saja lokasi para penyerang. Tanpa ampun, seorang prajurit berkelebat cepat mengikuti alunan angin yang berhembus kencang. Gerakannya lihai, terlatih dan fokus pada target serangan. Dia sudah berada di pintu masuk pesawat. Sementara rekan lainnya mengikuti tanpa diketahui para penjahat. Dalam sekejap, rentetan tembakan terdengar dari dalam pesawat. Selang tak lama kemudian, para prajurit elit ini keluar dengan membopong tubuh-tubuh teroris yang bersimbah darah. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline