Lihat ke Halaman Asli

RPTRA: Pembangunan Manusia yang Diangankan Anies, Diwujudkan Ahok

Diperbarui: 30 Maret 2017   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

capture berita dari situs beritajakarta. link: http://www.beritajakarta.com

Dalam berbagai argumentasinya di debat, Anies selalu berusaha menekankan dan menuding bahwa Ahok hanya memperhatikan pembangunan infrastruktur, tidak memperhatikan manusianya. Anies lebih lanjut mengarahkan bahwa Ahok pro pengembang, dan abai terhadap kepentingan rakyat. Tentu saja ini adalah pernyataan kosong, tidak memperhatikan fakta yang ada di lapangan. 

Program semacam Ruang Publik Terpadu Ramah Anak hanya ada di program Ahok, tidak terlihat ada pembanding sesuai di program Anies. Padahal ini adalah program yang berfokus kepada pembangunan sumber daya manusia dan sekaligus berusaha memenuhi tuntutan perluasan ruang terbuka hijau dan ruang publik. Infrastruktur hanya memainkan sedikit peran di sini. Apa bentuk pembangunan infrastrukturnya? Yaitu bangunan kecil serbaguna yang selalu ada dan menjadi ciri khas RPTRA, tidak lebih.

RPTRA lebih bicara soal pembangunan SDM ketimbang pembuatan bangunan. Apa saja bentuk pembangunan itu?

1. RPTRA adalah sarana edukasi sambil bermain bagi setiap anak di Jakarta

Ketimbang bermain di jalanan, yang meningkatkan angka kecelakaan, Ahok menyediakan tempat bermain berkualitas tinggi di setiap kelurahan. Di sini sudah ada sarana olahraga, mainan outdoor, dan lapangan yang bisa dimanfaatkan bagi tumbuh kembang anak yang maksimal. Tidak hanya fisik, tapi juga banyak permainan yang mengasah otak, semisal lego dan ular tangga raksasa, serta permainan tradisional lainnya.

Sambil bermain, mereka diawasi oleh pengelola RPTRA serta direkam oleh CCTV yang kemudian bisa diawasi bersama-sama. Dengan demikian anak-anak bisa tumbuh dengan sehat tanpa resiko bullying dan pedofilia.

2. RPTRA memungkinkan Lansia tetap dihargai keluarganya

RPTRA, walaupun singkatannya berarti "ramah anak", sebenarnya juga ramah terhadap orang dewasa dan lansia. RPTRA baru yang dibangun saat ini hampir seluruhnya sudah memperhatikan aspek ramah disabilitas. Jadi lansia bisa memanfaatkan waktu tuanya mengasuh dan bermain dengan cucu. Dengan demikian mereka tidak merasa kesepian dan mendapatkan perannya kembali di dalam keluarga, yaitu mengasuh generasi muda. 

3. RPTRA memiliki jadwal belajar mengajar informal

Hampir semua RPTRA memiliki fasilitas ruang baca dan perpustakaan dengan buku yang terseleksi (tidak mengandung pornografi dan kekerasan). Tentu anak-anak tidak dibiarkan begitu saja membaca tanpa guidance. Setiap minggu, dihadirkan Abang None Buku Jakarta yang akan membimbing mereka membaca buku berkualitas, membacakan dongeng, dan mengajak nonton bersama film-film berkualitas. 

Selain bimbingan abang none buku, para relawan dan mahasiswa juga sering ambil bagian memberikan pengajaran informal berupa pelajaran bahasa inggris, pengetahuan alam, dan matematika. Sehingga anak-anak yang datang ke sini tujuannya bukan sekedar bermain, tapi juga belajar dan mengembangkan softskill dan hardskill mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline