Lihat ke Halaman Asli

[SURAT PEMBACA] Harapan untuk Perlindungan Lebih Baik dari Telepon Spam Mengganggu

Diperbarui: 9 Juli 2024   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saya merupakan pengguna kartu Indosat Ooredoo dengan nomor yang sama semenjak saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Namun, beberapa hari kemarin, saya menerima telepon dari belasan nomor tak dikenal. Awalnya, saya tak menghiraukan panggilan-panggilan tersebut, karena sebelum-sebelumnya telepon spam seperti itu biasanya hanya menelepon satu kali saja. Namun, kemarin, nomor-nomor tersebut terus-menerus melakukan panggilan pada nomor saya dalam rentang waktu satu jam sekali. Setiap saya melakukan pemblokiran pada satu nomor tanpa mengangkatnya, satu jam kemudian, terdapat nomor baru yang menelepon lagi. Teror spam tersebut terus berulang selama dua hari, yakni Kamis (30/05) dan Jumat (31/05), dari pukul 8.30 pagi hingga pukul 8.30 malam. Saat saya melakukan pengecekan menggunakan aplikasi Get Contact, nomor-nomor tersebut terdeteksi spam, dan saat saya melihat komentar di aplikasi tersebut, banyak sekali review dari orang-orang yang mengatakan nomor-nomor tersebut merupakan penipu, bahkan hingga menggunakan kata-kata kasar.

Telepon-telepon ini tentunya sangat mengganggu aktivitas saya sehari-hari, bahkan telepon tersebut baru berhenti malam hari. Saya telah mengaktifkan fitur di handphone saya untuk menolak panggilan jika terdeteksi spam, namun tetap saja terdapat beberapa nomor yang lolos karena menggunakan nomor baru yang belum dilaporkan spam sebelumnya.

Saya berharap, Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia dapat menindaklanjuti surat ini agar dapat melindungi privasi pelanggan dari telepon spam yang sangat mengganggu ini. Saya yakin, bukan hanya saya yang merasa terganggu akibat telepon spam ini, mengingat banyaknya review buruk di aplikasi Get Contact pada nomor-nomor tersebut. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline