Wanita akan semakin cantik dengan mengenakan berbagai jenis perhiasan yang melekat di tubuhnya. Jenis perhiasan pun bermacam-macam, mulai yang dikenakan di kepala, gelang, kalung, anting, bros dan lainnya. Untuk bisa mengenakan perhiasan yang cantik tidak harus selalu mahal, sebab banyak bahan yang dapat digunakan.
Di tangan Luthfia Fataty, berbagai jenis perhiasan hadir dengan sentuhan tradisi yang sangat menarik. Produk yang dihasilkan tidak hanya menambah anggun pemakainya, tetapi juga ikut melestarikan kebudayaan dan seni yang sudah ada secara turun temurun.
Perhiasan dari Sumatera Selatan
Luthfia Fataty merupakan perempuan dari Sumatera Selatan yang multi talenta dan mempunyai ketertarikan terhadap pelestarian perhiasan dari daerah asalnya. Sumatera Selatan sendiri cukup terkenal dengan kebudayaan Melayu, salah satunya pakaian adat yang khas dengan berbagai untaian perhiasan yang dikenakan oleh pemakai pakaian tersebut.
Selain untuk dikenakan oleh pengantin, perhiasan tersebut juga dikenakan pada saat acara adat lainnya, seperti kematian, dan penyambutan tamu agung. Cukup banyak jenis perhiasan dari Sumatera Selatan yang dibuat dari emas dan batu permata. Diantara jenis perhiasan tersebut adalah:
- Pesangko: perhiasan semacam jamang (perhiasan yang dipasang di atas dahi yang terbuat dari emas dan permata) yang dikenakan oleh pengantin wanita di atas kepala. Bentuk dari pesangko berupa daun-daun kecil yang disusun bergantungan sampai sebagian menutup mata.
- Sumping: merupakan perhiasan yang dipasang di telinga dan berbentuk sayap. Pemasangan sumping menggunakan sisir kecil berwarna emas yang disebut suri.
- Kalung: kalung khas Sumatera Selatan berukuran besar terdiri dari tiga susun dengan bentuk bulan sabit.
- Badong: merupakan ikat pinggang dari bahan perak dan tembaga yang dilapis emas. Biasanya pada bagian luar ditambah dengan huruf Arab. Masyarakat Sumatera Selatan meyakini dengan menggunakan badong akan mendapat keberkahan dan keselamatan.
- Pendok: merupakan sarung keris yang terbuat dari emas atau perak dihiasi batu permata dengan motif bunga, dan terkadang.
- Perhiasan pelengkap: berupa kalung emas dengan liontin dengan batu permata, peniti yang terbuat dari emas atau perak, gelang kepala/palak ulo dan gelang sekol kepala nago.
Padukan Tradisi dan Trend Perhiasan
Luthfia Fataty merupakan sosok yang peduli dengan budaya dan tradisi namun juga mengadopsi perkembangan dan trend yang saat ini banyak peminatnya. Di tangan perempuan Sumatera Selatan ini hadir aneka perhiasan yang tidak meninggalkan budaya namun juga terlihat sangat modern.
Berkat tangan perempuan satu ini lahir perhiasan yang apik berkat karyanya di UMKM yang dibangunnya, Pyo Jewelry. Produknya sudah mulai dikenalkan sejak tahun 2015 dan sampai saat ini masih banyak peminatnya. Bersama Pyo Jewelry, Luthfia mengenalkan tradisi dan budaya kepada kaum muda.
Pyo Jewelry sendiri hadir dalam dua kelompok perhiasan, yaitu Heritage dan Contemporary. Lini Heritage menghadirkan koleksi perhiasan yang memiliki kekhasan tradisional yang begitu kuat. Sedangkan di Contemporary, perhiasan-perhiasannya mempunyai sentuhan modern, namun tetap terlihat klasik.
Dari tangan Luthfia, perhiasan khas Sumatera Selatan semakin dikenal, tidak hanya dikenakan saat acara tradisional, namun dapat dikenakan dalam acara kasual. Anak-anak muda pun semakin suka mengenakannya untuk aktivitas sehari-hari.
Hadirkan Perhiasan Berkelas dari Tangan-Tangan Terampil
Tidak hanya menciptakan desain yang semakin banyak penggemarnya, Luthfia juga tetap mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan. Perhiasan koleksi Pyo Jewelry terbuat dari berbagai jenis bahan, mulai dari tembaga, perak, perunggu sampai emas. Bahkan untuk koleksi tertentu Luthfia menambahkan permata untuk menghadirkan kesan elegan dan berbeda.
Luthfia tidak sendiri, perempuan ini bekerja bersama para pengrajin yang membuat perhiasan di halaman rumahnya. Meski sudah mendapat sentuhan modern, semua perhiasan dibuat tanpa meninggalkan pakem.