Sungguh menarik untuk ditulis di sini, bahwa sampai sejauh ini sampah merupakan bagian yang tidak bisa dihindarkan dalam keseharian hidup kita.
Bahkan saking lengketnya dalam keseharian kita, persoalan sampah seakan-akan menjerat kaki-kaki dan tangan kita untuk terus berusaha bagaimana produk sisa aktivitas sehari-hari ini dapat dimusnahkan.
Tidak sedikit yang berusaha untuk mengurangi limbah rumah tangga atau keseharian di manapun berada, tapi ada juga sebuah gagasan bagaimana memanfaatkannya menjadi produk yang berharga dan bernilai bagi kebutuhan hidup manusia.
Bolehlah saya garis bawahi di sini, adanya limbah sampah plastik merupakan produk buangan yang awalnya tidak bermanfaat, dan berupaya bagaimana menjadi sumber dan kegiatan belajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Selain sebagai sumber dan kegiatan belajar bagi peserta didik dengan hambatan intelegensi, fisik, sosial dan emosional tersebut, tentu saja hasilnya dapat menjadi sarana hiburan atau sarana bermain bagi anak-anak.
Dan bermula dari rasa prihatin mengapa sampah-sampah plastik begitu saja menumpuk di tempat sampah dan hanya mengganggu pemandangan, serta rasa sedih karena sampah-sampah itu hanya bisa dibakar yang tentunya turut menyumbang emisi gas beracun dan penyumbang produksi rumah kaca, yang tentu saja sampai sejauh ini semakin meningkatkan temperatur alam, yang kadangkala panasnya suhu seperti jauh dari kebiasaan atau ada perubahan iklim yang cukup mengkhawatirkan.
Sebagaimana dirilis oleh IDN Times tanggal 3 Maret 2023: "Banyak hal yang memengaruhi kualitas udara. Selain emisi kendaraan, aktivitas pabrik, dan rumah tangga, salah satu faktor yang dapat mencemari udara adalah akibat pembakaran sampah di ruang terbuka atau open burning waste."
Bahkan dari beberapa sumber terpercaya menyatakan bahwa akibat pembakaran sampah dapat mencemari udara dengan Karbondioksida (CO2) maupun karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi hewan dan manusia. Dan apabila sampah-sampah tersebut--khususnya sampah plastik--tentu sulit untuk diurai oleh pengurai dan dapat terurai dengan waktu yang relatif lama.
Boleh dikatakan bahwa sampah plastik merupakan sampah yang terus menghiasi rumah-rumah penduduk, pasar, pertokoan, warung makan dan semua tempat aktivitas manusia. Bahkan di dalam sebuah institusi pendidikan sampah pun menjadi salah satu hal yang terus ada tanpa bisa dihilangkan. Mengapa? Karena setiap hari kantin sekolah juga menjual produk-produk yang ada dalam kemasan plastik, seperti minuman, mie instant, bungkus makanan olahan, sedotan, bungkus kopi instant dan lain-lain yang semua itu kembali memenuhi tempat sampah.
Bahkan boleh jadi, keberadaan sampah-sampah itu semakin menggunung dan beraneka ragam jenisnya yang beriringan dengan terus menjamurnya industri makanan olahan yang menggunakan plastik sebagai wadahnya.