Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Berburu Tapai dan Lapis Legit di Hari Lebaran, Kenapa Enggak?

Diperbarui: 9 Mei 2022   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapai merupakan makanan tradisional yang populer di antara masyarakat Jawa (dokumen pribadi)

Sebagai bagian masyarakat yang tinggal di desa, tentu hari lebaran adalah hari di mana moment-moment penting sangat dinanti-nantikan. Baik moment bertemu keluarga di rantau orang, bertemu keluarga di rumah yang biasanya setahun sekali, atau mencicipi aneka hidangan yang vareatif.

Begitupula kami sendiri, sekeluarga menikmati moment suka cita ini dengan mengunjungi karib kerabat, keluarga atau teman-teman dan saudara yang tempat tinggalnya bisa saja berjauhan.

Sembari saling melepas rindu karena lama tak berjumpa, saling meminta maaf karena merasa sama-sama memiliki kealpaan, ternyata ada hal yang tidak bisa dihindari adalah kue-kue atau hidangan jajanan di meja yang disediakan oleh tuan rumah.

Apa yang menarik dari setiap lebaran? Salah satunya adalah makanan khas orang tempo doeloe seperti tapai atau kami memanggilnya tape. Nah, tapai ternyata sampai saat ini masih banyak lho yang membuatnya. Seperti di daerah kami (Lampung) masih banyak kok yang membuat makanan tradisional.

Tapai berbungkus daun pisang yang disajikan ketika lebaran tiba (dokumen pribadi)

Di antara mereka yang membuat makanan legendaris ini adalah masyarakat Jawa yang lama bermukim di wilayah Lampung  ini. Bahkan tidak hanya di Lampung, karena di belahan daerah lain di bumi pertiwi, ternyata di pasar-pasar pun masih banyak diperjualbelikan oleh masyarakat. Dengan harga yang terjangkau tentu keberadaannya masih sangat mudah kita temui.

Selain tapai yang menjadi makanan legendaris dari masyarakat Jawa, ternyata di sini juga banyak ditemui Lapis Legit. Konon Lapis Legit adalah makanan khas Lampung yang saat ini sudah banyak dibuat oleh masyarakat Jawa dan diproduksi massal dan diperjual belikan secara online atau di pasar bebas. Berdasarkan informasi terbaru harga perloyang di atas 250 ribu rupiah. Meskipun ada harga yang lebih murah dengan resep yang mungkin agak berbeda.

Terlepas bagaimana masyarakat Lampung membuat kedua makanan tersebut, yang menarik adalah karena masyarakat Jawa masih mempertahankan budaya lokal ini. Yang kita tahu, saat ini makanan tradisional sudah banyak yang ditinggalkan dan mereka memilih makanan cepat saji atau pabrikan, dengan kemasan kaleng atau plastik seperti kue-kue yang diiklankan di televisi atau media internet.

Berburu Tapai dan Lapis Legit, Bernostalgia dengan Budaya Daerah dan Mencintai Produk Lokal

Masyarakat Indonesia saat ini sudah tidak asing lagi dengan aneka makanan pabrikan yang dijual bebas. Baik sekelas produk lokal maupun import yang variannya juga banyak.

Jenis-jenis makanan pabrikan ini sedikit banyak bersaing ketat dengan makanan lokal yang notabene sangat tradisional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline