Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Biar Untung Sedikit, Yang Penting Halal

Diperbarui: 26 Maret 2022   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Nampak pak Darmianto tengah melayani pembeli (dokumen pribadi)

Benar kata-kata bijak bahwa sedikit atau banyak, setiap rezeki yang diterima haruslah tetap disyukuri. Dan karena rasa syukur atas nikmat meskipun sedikit itu akan berakibat pada kehidupan yang lebih diberkahi.

Begitulah kira-kira apa yang menjadi etos kerja dari Pak Darmianto, seorang pedagang Papeda yang hampir setiap hari ketika jam sekolah menjajakan dagangan makanan ringannya di sisi sekolah dasar di Kota Metro  ini.

Pak Darmianto adalah sosok pria yang memiliki istri dan putra yang juga masih sekolah. Setiap hari beliau menyandarkan sepeda motor dengan jajanannya. Setiap hari pula anak-anak bergantian membeli makanan yang terbuat dari sate bakso, yang diselimuti adonan tepung, dicampur telur dan bumbu-bumbu ini ketika anak-akan sudah mulai istirahat siang.

Seperti dipahami, saat ini anak-anak sekolah sudah mulai belajar secara normal tapi tetap dibatasi waktu tatap muka di kelasnya. Nah, kesempatan inilah yang dimanfaatkan beliau untuk mencari rezeki. 

Karena kebutuhan sehari-hari menuntut dicukupi, maka pak Darmianto pun mencoba peruntungan dengan berjualan makanan ala-ala sate tersebut.  Seperti obrolah kami siang tadi ketika saya menjemput anak pulang sekolah.

Bakso yang tersusun seperti sate dengan ditusuk bambu ini sengaja dijual dengan amat murah, dua ribu rupiah pertusuknya. 

Menurutnya, dengan penjualan segitu pun sudah alhamdulillah, ia sudah bisa mendapatkan untung bersih lima puluh ribu rupiah dengan modal lima puluh ribu rupiah saja. Alias lumayan hasilnya, meskipun dengan Rp 50.000 perhari tentu belum dianggap memadai bagi kebanyakan orang.

Bakso sejumlah empat butir tersebut ditusuk dengan bambu, kemudian dibalut dengan lempengan tepung yang sudah digoreng dengan tekstur lembut. Dengan penampilan makanan yang amat sederhana tapi menarik bagi anak-anak ini dinamai dengan Papeda.

Selain menjual Papeda, pak Darmianto juga membawa sewadah es teh manis dengan harga seribuan perbungkus.  

Ketika saya perhatikan, anak-anak turut antri membeli dan menikmati makanan tersebut dengan suka ria. Tak perduli panas yang mulai menyengat, dengan semangat mencari rezeki ia tetap melakukannya dengan sepenuh hati. 

Nampak wajah yang sumringah dibalut senyum terpancar dari wajahnya. Bertanda ada ungkapan rasa syukur yang mendalam dari hatinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline