Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Aku dan Putriku

Diperbarui: 29 Oktober 2020   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Keluarga kami adalah keluarga dengan kehidupan sederhana, dengan memiliki 1 putri dan 2 putra. Pernikahan yang cukup banyak drama kehidupan, karena memang itu adalah ujian kehidupan. Berasal dari dua latar yang berbeda tentu akan memiliki sisi kehidupan yang berbeda pula.

Sebagai lelaki yang menikah dengan wanita yang berlainan suku, tentu banyak hal yang ditemukan selama menjalani mahligai kehidupan. Ada banyak gaya dan pola hidup yang berbeda. Bagaimana berbicara dengan lawan jenis dan bagaimana bersikap dengan orang yang lebih tua. Meskipun banyak hal yang kadang relatif sama tradisinya, akan tetapi selalu ada celah yang berbeda yang harus diterima sebagai sebuah keniscayaan.

Dengan perbedaan yang kadang mencolok, tentu menjadi persoalan betapa kehidupan itu akan menghadapi banyak pertentangan pendapat. Mulai dari hal-hal yang kecil, seperti cara makan, cara menata laksana rumah tangga, bagaimana hubungan dengan kerabat dan tetangga, dan lain sebagainya, menjadi hal yang harus diketahui secara detil. Bahkan sebaiknya harus banyak mencari informasi bagaimana seharusnya berumah tangga dengan benar.

Antara anak laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama dalam keluarga. Tidak ada yang boleh merasa berkuasa dan mengatur segala-galanya. 

Karena kehidupan ini tidak semulus jalan tol, maka sebagai manusia biasa harus selalu mempelari hal yang belum dipahami agar tidak salah dalam menjalani kehidupan ini.

Pesan yang harus disampaikan kepada putri ada beberapa hal, sebagai berikut:

1. Setiap keluarga adalah ikatan suami istri yang seperti wadah dengan tutupnya.

Ada hal yang menarik dalam kehidupan adalah adakalanya menjalani pernikahan tidak mengetahui dengan pasti mengapa mereka menikah. Apakah sekedar menjalin cinta karena pernah diperkenalkan dengan yang namanya jodoh, atau memang ingin mengikuti sunnah Rosul dengan konsekuensi mengikuti apa yang dititahkannya. 

Ketika menjalin mahligai perkawinan, semestinya saling menjaga marwah keduanya. Seandainya salah satu pihak mengalami persoalan yang bisa jadi kecil, seharusnya diselesaikan dengan cara baik-baik dan kekeluargaan. Ada pembicaraan empat mata tanpa melibatkan orang lain yang tidak tahu menahu persoalan itu.

Dua hati bisa saling membagi masalah tanpa harus melibatkan orang lain yang bisa jadi membuat masalah semakin berat dan rumit. Kecuali jika masalah itu tidak mampu diselesaikan, maka kabarkan masalah itu kepada orang tua pasanganmu dahulu. Biarkan mereka bisa membicarakan persoalan itu dari hati ke hati. Pastilah sang ayah atau ibu dari suamimu akan lebih mengerti bagaimana cara memberikan masukan yang berarti atas masalah yang dihadapi.

Ada banyak hal yang pasti muncul di dalam rumah tangga, tapi hanya kebijakanlah yang bisa menyelamatkan biduk rumah tangga hingga usia menjadi tua, bahkan di alam keabadian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline