Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Cerpen: Getir

Diperbarui: 7 Agustus 2020   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hellosehat.com

Malam ini hatiku galau gara-gara Rudi. Dialah temanku. Pria tampan dengan hidung yang mancung dengan dihiasi tahi lalat di dagu kirinya. Mengesankan ia adalah pesaing beratku sebagai lelaki.

Kesedihanku semakin dalam ketika kupandangi wajah-wajah di foto usang itu. Foto lusuh yang terpampang wajahku, Rudi dan Rani yang saling tersenyum menatap kamera.

Foto itu mengisahkan cerita manis kala itu, ketika kami berkomitmen untuk tidak saing menelikung. Laksana rembulan yang selalu saja setia berteman. Meskipun cahaya mereka sama-sama menerangi alam semesta, tapi mereka tak pernah saling merugikan satu sama lainnya.

Tapi, bagiku malam ini semua sudah berakhir. Seperti jatuh tertimpa tangga pula. Aku rela memperkenalkan Rudi pada wanita cantik jelita itu. Aku tak menduga jika suatu saat nanti kami akan saling tertambat hati pada sosok Rani. Laksana malam ini yang kini gelap dan rintik-rintik hujan mulai jatuh. Sama seperti hatiku yang begitu pahit merasakan kehilangan persahabatan ini.

Ada magnit yang sama hingga antara aku dan Rudi begitu ingin mendapatkan Rani. Sedangkan Rani selalu membuatku mencintainya meskipun Rudi telah menelikungku.

"Assalamu'alaikum." Kudengar suara beruluk salam dan mengetuk pintu.

"Wa'alaikum Salam. Siapa ya?" Tanyaku

"Aku temanmu, Rudi."  Jawab pria di depan pintu.

Dengan bimbang ia harus memilih antara membuka pintu atau membiarkannya kehujanan di luar. Ada kecewa dalam hatiku tapi aku tak bisa membiarkan sahabatku itu kehujanan. Aku tahu kalau si Rudi gampang sakit. Sedikit saja kehujanan pastilah ia masuk angin.

Akhirnya kuputuskan untuk membuka pintu. "Ya sabar." Kataku dari dalam.

Pintu kubuka, Rudi masuk rumah dengan wajah agak datar. Rambutnya basah oleh rintik hujan malam ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline