Menurut saya puasa itu identik untuk menahan diri, minimal menahan diri dari makan minum seperti anak-anak berpuasa. Atau lebih meningkat derajat puasanya jika bisa menahan diri dari semua yang mengurangi nilai ibadah puasa itu sendiri.
Kalau berpuasa hanyalah bisa menahan makan dan minum tentu bocah yang baru kelas satu SD pun bisa melakukannya. Bagaimana dengan yang dewasa, apakah sama puasanya dengan cara anak-anak berpuasa itu?
Coba di cek berapa badan kita sebelum dan sesudah berpuasa, apakah semakin kurus atau justru semakin melembung. Maksudnya apakah kondisi fisik yang semestinya mengalami pengurangan berat badan, ternyata fakta malah sebaliknya, yang biasanya beratnya 60 kg, kini bisa bertambah 1 atau 2 kilo.
Apakah ini membuat kita yakin bahwa puasa tersebut bisa mengurangi berat badan dan apakah benar dengan berpuasa potensi penyakit yang diderita semakin berkurang atau justru lebih agresif.
Mengamati tubuh yang semakin berat, identik bahwa puasa kita lebih banyak konsumsinya.
Yup, kita memang mesti bersyukur, di saat tubuh harus bekerja keras melawan serangan nafsu akan makan dan minum eh ternyata rezeki yang diperoleh ternyata lebih banyak. Buktinya ketika di bulan-bulan biasa bersantap saja hanya berlauk ikan asin (ala saya) tiba-tiba bisa menikmati lauk daging atau ikan yang harganya lumayan mahal.
Sudah begitu masih ditambah cemilan, cendol, dan aneka rupa makanan. Belum lagi ketika ingin menikmati angin malam ternyata masih tergoda gurihnya bakso atau nasi goreng yang menggoda. Apalagi jika memang diri kita termasuk yang doyan makan tentu berat tubuh yang ideal akan sulit didapatkan. Jangankan ingin menguruskan lingkar lengan yang membesar agar terlihat ideal, mengurangi lingkaran perut karena timbunan lemak saja sudah sulit.
Dari satu makanan dan minuman yang notabene dipenuhi oleh gula karena manis, makanan berlemak yang juga mendominasi hidangan yang berjajar di meja makan, tentu menjadi penyumbang besar bagi pertumbuhan perut atau lingkaran lengan yang semakin membesar.
Lalu apakah lantas kita berpikir bahwa puasa itu tidak ada gunanya bagi kesehatan kita? Tentu pernyataan ini tidak diterima. Dan jawabannya tergantung shoimuuna dan shoimaatun yang tengah menjalani ibadah mahdhah tersebut.
Perilaku yang sering kali tidak bisa dikendalikan tentu menjadi penyebab mengapa tubuh ini tidak bisa segera menjadi kurus atau ideal. Kuncinya adalah pengendalian diri.
Sosok yang mampu mengendalikan diri akan makan makanan yang berlebih tentu menjadi pribadi yang sukses mengendalikan berat badan dan timbunan penyakit dalam tubuhnya