Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Ketika Stephen Hawking Mengajak Kita Meninggalkan Dunia Secepatnya

Diperbarui: 28 Oktober 2017   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Stephen Hawking (www.mirror.co.uk)

Baru-baru ini di sebuah lini masa, Stephen Hawking mengajak umat manusia meninggalkan bumi. Apa yang terjadi?

Saya jadi terheran-heran sekaligus takjub dengan fisikawan ini. Stephen Hawking yang selalu membuat kontroversi terkait kejadian-kejadian di alam semesta, jagat raya.

Bagaimana tidak takjub, lantaran ia merasa dunia (bumi) ini sudah tidak layak ditinggali. Semua kejadian di alam semesta menghendaki manusia harus segera angkat kaki dari sini. Entah hari ini, atau lusa nanti. Entah.

Saya percaya fisikawan ini berbicara dengan analisis dan penelitian yang mendalam. Meskipun kepercayaan saya tidak seratus persen. 

Melihat kejadian sepuluh tahun ke belakang, saat ini dan mungkin seratus tahun ke depan, sepertinya bumi ini sudah tidak bisa menampung jumlah manusia yang bertambah banyak.

Bumi yang selayaknya menjadi tempat berteduh dan mencari penghidupan pun sepertinya sudah tidak nyaman untuk ditinggali.

Terlepas dalam konteks agama Islam memang bumi dan alam semesta sudah menunjukkan tanda-tanda kiamat. Meskipun waktunya tidak bisa diprediksi oleh siapapun. Entah oleh ahli ramal, dukun dan paranormal sekalipun. Bahkan Nabi sendiri tidak pernah mengetahui kedatangan hari kehancuran dunia dan seisinya ini.

Tentu saja, bertolak dari pernyataan fisikawan tersebut, saat ini pun umat manusia sudah jauh-jauh hari berlomba-lomba agar bisa menemukan dunia baru yang bisa dikapling untuk kehidupan baru. Para ilmuan sampai menghabiskan bertrilyun dolar demi mencapai tujuan dan misi ini-dunia baru.

Meskipun faktanya, sampai saat ini pun "dunia baru" yang dijanjikan belum pernah terbukti. Bahkan bisa dibilang "gagal". Proyek yang menyedot uang hingga trilyunan dolar, sama sekali belum menunjukkan hasilnya. Yang lebih miris lagi banyak orang menganggap dunia baru tersebut semata-mata kebohongam (fake). 

Dunia yang penuh peperangan dan akibatnya pada kehancuran dunia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline