Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Kami Rindu Suaramu

Diperbarui: 25 Januari 2016   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepekan sudah suara sirna
tak lagi menyapa
pada rerumputan,
pada dedaunan
pada hijaunya pepohonan
suara tak lagi menyeruak
di antara rimbunnya ilalang
kini sepi
hilang tak berbekas
di antara riuh rendah suara
di antara kepak-kepak sayap burung perkutut itu

kini...
suara merdu nan renyah
kini berganti nafas-nafas lemah tak berdaya
mengharu biru, menggurita asamu
di antara degub jantung dan tekanan parumu
di antara sekat-sekat diafragma

ibu...
kemanakah suara indahmu itu
saat dikau memanggil kami
di saat menyapa diamnya kami
tatkala itu suaramu begitu sempurna
membangunkan mimpi panjang kami

Ibu...
mana suaramu
bersama pesan-pesan kehidupan nan hakiki
betapa kami hendaklah tetap memuja Allah yang Esa
bersujud dan bersimpuh meski dalam lelah kami
meski dalam suka ataupun duka kami

Ibu ....
seandainya Tuhan mengizinkan kami
membayar setiap bait suara itu dengan berlian
kami akan membayarnya
bahkan dengan semua harta kami
demi indahnya suaramu
kembali lagi bersama kami
meski kini
tinggallah nafas-nafa lemah
tak berdaya
dalam ruang ICU itu..

*Puisi untuk ibuku yg terbaring lemah di ruang ICU
Metro Lampung, 25/1/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline