[caption caption="Danang berhasil memenangkan kontes dangdut D' Academy Asia (Gambar : smeaker.com)"][/caption]
Wah, terlambat kayaknya tulisan ini dipublis sekarang, lantaran sudah berminggu-minggu acara dangdut di D Academy Asia selesai dihelat. Dan terpilihlah Danang sebagai pemenang menyingkirkan 20 penyanyi lainnya.
Para penyanyi yang tertarik dengan genre dangdut berasal dari aneka kota di empat negara, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Kurang lebih dua bulan, ke dua puluh orang itu bertanding, berkompetisi olah vokal, bagaimana menghadirkan lagu dangdut yang tak seperti biasanya.
Mereka menghadirkan dangdut tak hanya berasa lokal, tapi juga berasa Asia. Itulah tujuan kompetisi terbesar dangdut di Asia yang kali pertama dihadirkan di salah satu televisi nasional Indosiar. Akhirnya, dangdut yang biasanya berasa biasa saja, kini dangdut lebih terasa mewahnya.
Dangdut yang dipadukan dengan genre musik jazz, rock, R & B dan pop, ternyata membuat nuansa baru dan itu membuat saya selaku hobiis dangdut terkesima. Bahkan para komentator dan penilai dari empat negara itu seakan-akan dibuat merinding, ekspektasi mereka meningkat ke level tertinggi. Luar biasa menurut saya.
Tapi ada yang menarik dari kompetisi dangdut itu ialah, sosok Danang, peserta dari Banyuwangi Jawa Timur yang pada awalnya kurang begitu diunggulkan lantaran ada sosok Evy Masamba dan Lesti Cianjur yang sudah meraih peringkat terbaik pada lomba D Academi 1 dan 2 di stasiun televisi yang sama.
Ternyata sosok Danang secara tak terduga justru melesat bak panah yang menghujam sasaran. Tepat mengenai dada para komentator dan penilai yang sempat tergopoh-gopoh, kesulitan bagaimana menilai kehebatan Danang dalam berolah vokal.
Kecerdikan dalam bernyanyi ternyata dimatangkan lagi dengan kemampuan mengaransemen (arrangement) lagu dengan berbagai genre musik. Hingga ke babak grand final Danang selalu mendapat applaus dan pujian lantaran penampilannya yang stabil, bahkan cenderung semakin baik.
Boleh jadi pada event D' Academy Asia ini Danang beruntung lantaran dia bisa mengkolaborasi berbagai aliran musik menjadi satu garapan dalam musik dangdut, sedangkan sosok Evy masih berkutat jenis lagu yang "Lokal" banget. Masih agak mendingan Lesti yang bisa bernyanyi ke level agak baik dengan sentuhan musik melayu dan sedikit nge-rock.
Meskipun ketika memasuki tahap final tiga besar, kemampuan lesti sedikit menurun, padahal ia menyanyikan lagunya sendiri tapi menurut para komentator justru kurang baik. Penyanyi mungil nan cantik dengan usia 16 tahun ini hakekatnya sudah mencuri hati para juri dengan lagu melow nya, hingga mereka tak sadar meneteskan air mata.
Sedangkan Evy, kayaknya ia mesti belajar lagi bagaimana mendengarkan pesan dari para Juri yang berasal dari luar negeri ini. Mereka semestinya didengarkan lantaran merekalah kemenangan akan diraih. Kalau Juri meminta lagu melayu seperti Pak Ngah, maka sepatutnya Evy pun mengapresiasi permintaan sang Juri. Terbukti, meskipun Lesti dan Danang sudah memiliki kemampuan yang luar biasa.