Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Astaghfirullah, Sampai Kapan Kita Benci Presiden?  

Diperbarui: 4 Desember 2015   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Sifat2 pendengki"][/caption]

Tiba-tiba saya tertarik dengan status dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, akun ini adalah akun resmi milik Kementerian yang mengurus bidang  pendidikan di negeri ini. Di mana status tersebut menceritakan bahwa Presiden Jokowi mengundang guru-guru SMP dan SMA untuk hadir ke istana. Presiden mengundang para guru beliau sebagai bagian penghormatan kepada sosok guru yang pernah berjasa mendidik sang Presiden hingga beliau tumbuh menjadi pemimpin di negeri ini. Undangan tersebut adalah puncak acara Peringatan Hari Guru Nasional yang digelar tanggal 24 November 2015.

Statusnya kurang lebih seperti ini:

“Kisah Guru Presiden Jokowi Saat Diundang Makan Siang di Istana

Puncak Peringatan Hari Guru Nasional, yang digelar pada 24 November 2015, menjadi hari yang istimewa bagi sebelas guru yang datang dari Solo. Mereka adalah guru-guru dari Presiden Joko Widodo saat duduk di bangku SMP dan SMA. Ke-11 guru itu diundang secara khusus ke Istora Senayan untuk menghadiri Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2015. Presiden bahkan mengistimewakan guru-gurunya itu dengan mengundang mereka dalam jamuan makan siang di Istana Negara.” Lebih lengkapnya silakan dibuka di Akun facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. disini, atau disini

 

Sejenak saya membaca status itu tidak ada yang salah, tapi yang salah atau keliru mencerna lebih tepatnya adalah sebuah komentar yang ditulis oleh Romli Ali Aan. Beliau mengomentari status Kemendikbud RI dengan pernyataan begini:

“kasian guru SD nya di LUPAKAN”

Komentar itu sepertinya biasa-biasa saja, lantaran boleh jadi pak Romli ini hanya menanyakan kenapa guru SD nya tidak diundang juga. Namun sayang sekali redaksi komentar yang ditulis pak Romli cukup menyentak guru-guru lain yang juga berkomentar. Dengan kata di LUPAKAN dengan huruf besar, tentu ada point tersendiri yang cenderung sarkasme, atau kasar.

Karena komentar kasar itu, akhirnya para pengguna facebook pun berkomentar beragam:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline