Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Miras Oplosan, Ketika Remaja Salah Mencari Jati Diri?

Diperbarui: 13 April 2018   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar: radarcirebon.com)

Minuman keras alias Miras akhir-akhir ini cukup menyita perhatian. Di mana muncul miras dengan varian baru jenis oplosan. Miras jenis ini ternyata banyak diproduksi dan dikonsumsi generasi muda. Dampaknya puluhan bahkan ratusan nyawa melayang sia-sia. Lalu, apa peran negara dan masyarakat dalam menanggulangi jatuhnya korban akibat "RACUN" yang tersimpan dalam miras itu lantaran dengan mudahnya dikonsumsi generasi muda? 

Seiring merebaknya peredaran minuman keras di kalangan remaja, ternyata semakin memperpanjang mata rantai kematian akibat meminum racikan yang bisa membuat mabuk penikmatnya ini. Tak pelak, selain para peminumnya yang teler alias mabuk, ternyata secara sadar ingin merusak diri mereka sendiri. Tak hanya merusak diri sendiri, karena akhir-akhir ini penggunaan minuman memabukkan itu berujung pada jatuhnya korban jiwa.

Di tahun 2015 ini saja sudah tercatat puluhan orang meninggal dunia lantaran menenggak miras tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Minuman keras dalam Islam memang diharamkan lantaran berdampak buruk bagi peminumnya. Apalagi jika miras-miras tersebut sengaja dioplos dengan berbagai obat dan racikan yang notabene bisa membawa efekkematian.

Seperti baru-baru ini diberitakan oleh Kompas, tercatat 4 orang meninggal dunia sedangkan 5 orang kritis setelah dengan sengaja meminum minuman keras (MIRAS)  yang dicampur barang berbahaya. Sayang sekali para pelaku sudah merusak kesucian bulan Ramadhan lantaran pada saat itu terjadi saat menjelang takbiran. Disaat yang lain menggemakan takbir ternyata yang lainnya justru berpesta pora dengan barang haram ini. Bahkan aktivitas yang berbahaya ini dilakukan di setiap akhir bulan puasa. Sebuah fakta yang mencengangkan kenapa aktifitas ini tidak juga bisa dihentikan.

Melihat begitu banyaknya korban yang berjatuhan, yang boleh jadi jika dikalkulasi bisa mencapai ratusan orang yang rerata adalah anak-anak muda (belia) lantaran pergaulan mereka yang bebas. Tentu menjadi persoalan serius lantaran pemerintah sampai sejauh ini sudah melakukan upaya pencegahan peredaran miras di kalangan remaja. Program razia pun dilakukan untuk mengerem aktifitas ini. Tapi faktanya tetap saja korban berjatuhan tanpa bisa dihentikan.

Terlepas dari gencarnya aksi aparat keamanan dalam memerangi peredaran miras, ternyata ada faktor tertentu yang membuat anak-anak muda ini kenapa terpikat dan gandrung dengan miras oplosan. Padahal mereka mengetahui bahwa mengkonsumsi miras oplosan berdampak kehilangan nyawa.

Sebagaimana keterangan seorang mantan peminum miras, sebut saja (AD) yang tinggal di Sumbersari Bantul. Di sela-sela kegiatan saya, ia menjelaskan bahwa minuman keras itu bisa membunuh lantaran dicampur Fastak, salah satu obat serangga. Insektisida yang dikhususkan bagi hama tanaman ini ternyata sengaja dicampur dengan minuman keras. Miras yang belum dioplos Fastak saja sudah memabukkan dan  bisa berakibat fatal. Apalagi dicampur dengan obat serangga tersebut. Bayangkan dampak yang terjadi pada penggunanya. Hewan saja mati apalagi manusia, bukan?

Belum puas mereka mencampur adukkan miras dengan racun serangga itu, karena mereka juga mencampur dengan Baigon, kadangkala dicampur juga dengan spritus dan berbagai macam cairan yang sejatinya tidak diperuntukkan untuk manusia. Cairan yang biasanya diberikan tanda tengkorak ini kog ternyata dikonsumsi manusia. Masih beruntung yang bisa selamat lantaran mendapatkan pertolongan dokter. Nah, jika pertolongan tidak segera didapatkan maka sudah dapat dipastikan nyawa melayang sia-sia.

Sungguh dalam hati saya mendengar penjelasan itu jadi terperangah, terkaget-kaget dan tidak percaya kog bisa minuman seperti itu dikonsumsi.

Menurut ceritanya lagi mereka hakekatnya sudah mengetahui dampak yang ditimbulkan jika meminum minuman keras oplosan berupa kematian, tapi karena faktor kesetiakawanan dan gagah-gagahan yang mendorong seseorang ingin mencoba. 

Ada faktor lain mendorong seseorang minum-minuman keras karena ingin mendapat sensasi yang lebih teler jika dibandingkan miras murni.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline