Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Bapak Marwoto, 25 Tahun Mengabdi Kini Dapat Hasilnya

Diperbarui: 26 Agustus 2015   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Marwoto, honorer 25 tahun diangkat jadi PNS (doc. pribadi)"][/caption]

Beruntung sekali saya berkenalan dengan seorang bapak dengan dua orang anak ini. Seorang bapak yang saya temui ketika hendak mengikuti upacara HUT RI ke-70 beberapa waktu lalu. Bapak Marwoto namanya, seorang PNS yang telah memiliki dua orang anak. Seorang yang usianya sudah kepala empat ini tinggal di Lampung Tengah.

Sejenak dalam perkenalan dan obrolan singkat kami, diceritakanlah bahwa beliau setahun lalu diangkat sebagai PNS di wilayah Kota Metro tepatnya di SMPN 1 Metro.

Meski hanya percakapan basa-basi, tapi dari pembicaraan tersebut, tersirat sebuah kesabaran yang beliau jalani cukup lama sebelum beliau sah menjadi PNS di dinas pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga. Bagaimana tidak, sejak beliau bekerja sebagai honorer tahun 1991 sebagai penjaga sekolah di sekolah tersebut, beliau tetap gigih berjuang dan bertahan dalam kesabaran mengabdi dalam institusi pendidikan yang sampai saat ini menjadi primadona di kota kecil ini.

Kala itu, kurang lebih 25 tahun yang lalu, beliau menjalani hari-hari sebagai honorer dengan gaji awal sebesar 30 ribu rupiah, kemudian selama masa pengabdian, akhirnyahonorer beliau menikmati gaji honorer sebesar 700 rb sampai beliau diangkat menjadi PNS. Dengan gaji yang tak seberapa dan tempat kerja yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya tentu bukan bersoalan gampang. Tak hanya berhadapan dengan lelahnya pekerjaan, karena perjalanan menuju dan pulang ke rumah juga tak mudah. Apalagi jalan-jalan di wilayah ini tidak semua bagus. Meski sudah banyak yang di aspal, tapi lubang menganga di sana-sini. Tentu saja pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Hanya orang-orang yang kuat mental dan fisik yang tak lemah yang siap menjalani hari-hari berat tersebut demi mengabdi sekaligus mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Kadang saya membayangkan, kog bisa dengan gaji seuprit itu beliau mencukupi kehidupan rumah tangganya? Kalau bukan karena nikmat Tuhan, tentu sulit diterima logika.

Saya tidak dapat membandingkan dengan kehidupan saya sendiri, meski saya pernah menjalani honorer kurang lebih enam tahun, ternyata tak mudah juga menjalaninya. Apalagi jika dibandingkan dengan apa yang dialami oleh bapak Marwoto ini.

Meski dengan gaji yang teramat kecil ternyata tak memupus semangat beliau dalam membantu sekolah ini, meski hanya seorang penjaga sekolah, bukan berarti pekerjaan beliau bisa dianggap mudah lantaran keamanan sekolah dan warganya menjadi tanggung jawab beliau. Dalam hati saya salut, ternyata di antara para honorer termasuk saya sendiri yang pernah menjalaninya, ternyata ada yang lebih lama dan berat lagi tugasnya ketika saya berjumpa dengan pak Marwoto ini.

Bahkan, ketika saya teringat bagaimana saya pernah mengeluh lantaran saya honor hanya bermodalkan sepeda butut, saya mengayuh sepeda saya sejauh 5 km, tapi ternyata beliau justru lebih jauh lagi dan medan tugasnya juga tak mudah.

Kesabaran bapak Marwoto, Cermin bagi Honorer lain

Selain saya bandingkan dengan kehidupan saya sendiri ketika menjalani tugas saya sebagai honorer, ternyata masih ada saja honorer yang mengeluhkan nasib mereka. Setiap melakukan pembicaraan selalu saja curhatan terkait kapan masuk ke seleksi PNS dan kapan diangkat menjadi PNS adalah salah satu trend pembicaraan. Tak hanya di dunia nyata, karena di dunia maya-media sosial- seakan-akan menjadi hiasan yang tak kan lengkap jika status ini tidak terlontar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline