Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Aku ingin jadi ISIS

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Wanita mana yang tak kecewa dan merasakan sesak didada, jika pria pujaannya justru bermain di belakangnya? Dan wanita mana yang memiliki suami yang ketika dirinya ada ternyata wanita lain yang diingatnya. Masih di sisi sudah ke lain hati, apalagi kalau sudah berjauhan, tentu akan lebih berbahaya lagi. Apalagi kalau suaminya ganteng kayak sekuteng, dompetnya tebal duit berkintal-kintal, senyumnya ramah meredam amarah. Itulah pria shaleh yang dirindukan para wanita.

Begitu juga aku, mana bisa saya merindukan menjadi seorang ISIS? Apa itu ISIS? Bukankah organisasi itu yang saat ini jadi musuh bersama yang diperangi lantaran membuat malu umat Islam dengan gerakan radikal itu? Dan juga diperangi oleh AS serta sekutunya karena gerakannya amat menakutkan lantaran menggiring negara dudukannya pada kehancuran? Weleh-weleh kog kontroversial amat?

Bukan organisasi radikal itu, tapi yang saya maksud adalah Ikatan Suami yang  Ingin Setia. Halah opo maneh jen mas? Lah opo cak? Kata orang Surabaya kalau bingung dengan kata-kata saya.

Lah itu, ikatan suami yang selalu setia, gak ingin berpindah ke lain hati, apalagi pindah ke lain jemuran. Walah nggak ah. Hidup kan sementara ya mestinya usahakan jadi pria yang baik-baik saja. Gak usah lirik kanan dan lirik kiri. Masih beruntung kalau lirik kanan itu membawa keberuntungan, lah kalau ternyata janda yang anaknya dua belas dan suaminya wafat karena ngenes apa nggak berabe? Ialah pasti berabe, karena gak ada yang mau hidup dalam kesusahan.

Emangnya ada yang mau sama sampeyan mas? Ah, gak mungkinlah, lah wong penghasilan aja pas-pasan kog.

.........

Kesetiaan. meskipun masih berupa niat, tentu amat jarang yang bisa melakukannya. Tak mesti orang yang megangnya tasbih tiap hari, kalau memang kadung nafsunya gak bisa dibendung pastilah lirik kanan dan lirik kiri. Apalagi sang istri sudah mengikhlaskan, ya sudah tancep aja gasnya. Kan boleh, halal lagi.

Tapi, bukan sekedar pendapat halal atau haram. Menjadi suami yang setia tak semua bisa melakukannya. Kadang ingin jujur ternyata masih saja ada yang menggoda. Kadang sudah dibilangin saya orang nggak gablek, ee ternyata masih ada yang gak percaya. Gimana gitu loch. Kan bikin sekonyong-konyong koder.

Apalagi kalau sampek saya bawa merci....(pamer gusi) pastilah semakin banyak yang ngebet kepingin dipinang dan disanding menjadi pasangan pengantin.

Menjadi setia adalah ujian dan berpahala. Ujiannya karena sering lihat paras cantik yang kinyis-kinyis. Itu ujian terberat. Berpahalanya karena kalau mau setia pasti pahalanya guede. Istri menjadi makin sayang dan tentu layanannya semakin mantaap. Mantap di mananya mas? Ya layanan menghidangkan apapun yang bisa ia berikan. Termasuk masakan yang dihidangkan dengan rasa yang manteep dan tentu ada yang lain dan sudah jadi rahasia umum. Para bapak dan emak-emak pastilah pada tahu.

Ya sudahlah, pokoknya menjadi ISIS itu pilihan, tatkala para wanita cantik dan menarik sangat menggoda hati. Tapi bagi saya gak ada yang lebih cantik dari Ibu, Istriku dan anakku....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline