Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Waspadai Es Batu Berbahaya Menjelang Puasa Ramadhan

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Waspadai Es Batu Berbahaya Menjelang Puasa Ramadhan

Sebentar lagi, umat Islam kedatangan bulan suci Ramadhan. Meskipun pemerintah belum memberikan keterangan atau pengumuman resmi terkait awal Ramadhan, Muhammadiyah sudah mengeluarkan pengumuman bahwa tanggal 1 Ramadhan 1435 H bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2014. Sehingga umat Islam mulai berpuasa tanggal 28 Juni 2014. Sebagaimana dirilis oleh news.liputan 6.com.

Meskipun pemerintah belum mengumumkan jadwal tersebut, paling tidak umat Islam sudah bisa meng-ancer-ancer kapan mereka harus memulai puasa Ramadhan. Kira-kira 9 hari lagi lagi ibadah puasa yang dinanti-nanti tersebut hadir.

Selain aktivitas puasa Ramadhan yang menjelang, dampaknya aktivitas yang berkaitan dengan konsumsi makanan di siang hari dihentikan. Akan tetapi, kegiatan berburu makanan berbuka dan sahur menjadi meningkat tajam. Apalagi kebutuhan akan air yang dingin atau air es yang dicampur aneka minuman lain tentu saja menjadi menu wajib bagi para jamaah yang akan berbuka puasa atau santap sahur.

Hal tersebut disebabkan karena memang di bulan puasa aktivitas masih saja dilakukan karena kebutuhan pekerjaan yang mengharuskan seseorang tetap melakukan aktivitas meskipun tengah berpuasa. Sehingga karena begitu beratnya aktivitas, kebutuhan konsumsi akan air dingin khususnya es pun ikut bertambah karena kebutuhan tubuh setelah seharian terjadi dehidrasi karena asupan air yang dikurangi. Ditambah lagi bulan ini bertepatan dengan musim kemarau sehingga cuaca sangat panas.

Sebagaimana peningkatan kebutuhan makanan dingin, termasuk cendol, es teler atau es yang hanya dicampur teh atau susu. Biasanya pun dijual bebas di pasar-pasar atau pusat-pusat jajanan.  Menjamurnya pusat jajanan tersebut secara tidak langsung meningkatkan ekspektasi produsen makanan maupun konsumen yang sekedar ingin membeli karena waktu yang tidak mencukupi jika harus membuat aneka makanan akibat aktivitas pekerjaan yang juga padat.

Ada hal-hal yang sepatutnya diwaspadai ketika hendak mengkonsumsi minuman yang menggunakan es sebagai campurannya, karena akhir-akhir ini seringkali ditemukan beberapa produsen yang sengaja menggunakan es dari air mentah yang akan dicampurkan dalam minumannya. Tentu saja, bagi produsen dapat meningkatkan keuntungan dari harga es yang cenderung murah. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan adalah konsumen akan mendapatkan es yang masih terkontaminasi bakteri berbahaya bagi kesehatan.

Sifat jail dari produsen minuman, karena ingin mendapatkan keuntungan yang relatif besar tapi mengorbankan konsumennya akibat air yang dibuat es ternyata mengandung bakteri atau jamur berbahaya. Selain tindakan ceroboh dan main ambil untung besar, mereka seringkali menggunakan air yang tidak layak konsumsi. Misalnya diambil dari sumber air yang tidak bersih atau sumur di perkotaan yang sudah tercemar bakteri yang berasal dari limbah rumah tangga.

Keinginan untuk menikmati minuman es untuk melepas dahaga harus berdampak pada sakit yang akan diderita peminumnya. Sekali lagi karena minuman es yang dibeli atau disajikan oleh penjual es ternyata dipenuhi bakteri dan jamur yang sangat merugikan tubuh peminumnya.

Sebagaimana dikutip dari neraca.com  bahwa menurut Survei Pengawasan Jajanan Anak Sekolah di tahun 2013 menunjukkan terjadi penurunan bahan tambahan pangan berlebih dari 5.668 sampel sekolah yang diteliti. Penurunan terjadi dari 24% pada 2012, menjadi 17% di 2013. Namun untuk cemaran mikroba menunjukkan peningkatan dari 66% di tahun lalu menjadi 76% saat ini.

"80% hasil kajian menunjukkan es tidak memenuhi syarat, ini sangat mengkwatirkan terutama ketika dikonsumsi anak-anak, banyak bakteri yang terdapat di batu es, ini dikarenakan pembuatannya menggunakan air mentah," ujar deputi bidang pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya BPOM Roy Sparringa sebagaimana di rilis media tersebut.  sumber

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline