Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Benarkah Generasi Indonesia "Mulai" Gila?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tertarik membaca tulisan mas Agus Japloens yang berjudul Wabah Penyakit Gila Rakyat Indonesia yang kebetulan diganjar HL oleh Admin Kompasiana.

Tulisan tersebut mengkritisi tentang prilaku masyarakat Indonesia secara umum dari kalangan pejabat sampai masyarakat bawah yang sudah "tergila-gila" menggunakan teknologi. Sehingga kesan yang dapat saya tangkap (semoga saja tidak keliru) hakekatnya generasi Indonesia sudah tersesat dan salah karena menggunakan teknologi muktahir. Boleh jadi mereka tersesat karena sudah tak ingat lagi bahwa di lingkungannya ada banyak manusia lain yang mesti di ajak bersosialisasi.

Pertanyaannya, apakah benar generasi muda kita sudah mulai "gila" karena teknologi? Sehingga dalam hati saya sedikit banyak bertanya-tanya dimanakah letak kegilaan. Dan apakah semua generasi muda kita menjadi gila karena teknologi. Padahal kita sendiri di Kompasiana ini tengah memanfaatkan teknologi.

Meskipun sarkasme dalam artikel tersebut amat nyata. namun untungnya artikel tersebut dilabeli oleh admin dengan tagline yang cukup lunak dibaca yaitu Tingginya Pengguna Ponsel di Indonesia, sehingga dengan tagline tersebut seakan-akan ceritanya sangat familier dan begitu ramah bahwa saat ini pengguna ponsel di Indonesia memang sedang boomingnya, namun tak menunjukkan jatidiri tulisan tersebut bahwa judul tersebut mengesankan bahwa generasi Indonesia memang "gila", alias tidak waras karena sudah menggunakan teknologi.

Saya mafhum, mudah-mudahan admin juga berpendapat sama dengan saya bahwa tujuan tulisan tersebut lebih diarahkan pada prilaku konsumtif rakyat Indonesia karena telah menggunakan beragam teknologi. Padahal menurut hemat saya, saat ini akan sangat ketinggalan jika kita tidak mengikuti kemajuan teknologi, karena teknologi adalah ciptaan manusia yang tentu saja amat dibutuhkan dalam kehidupan mereka.

Paling tidak teknologi tersebut memberikan ruang yang lebih sekaligus menjembatani komunikasi antara warga bangsa dan memberikan kesempatan seluas-luasnya agar mereka dapat berkomunikasi dengan manusia lain dari belahan bumi manapun. Bahkan tidak hanya di belahan bumi, karena saat ini di bumi pun sudah bisa melakukan komunikasi dengan manusia lain di luar angkasa.

Itulah teknologi, namun memang kenyataannya saat ini kita sudah semakin menikmati -meskipun ada di antara kita yang menjadi korban teknologi- lantaran tidak sedikit yang harus mendadat bercerai, tiba-tiba masuk bui dan lebih parah lagi yang mendadak terbunuh karena update-an di internet. Tentu saja ada yang salah dengan update-an tersebut.

Akan tetapi, jika menelaah betapa hebatnya kemajuan teknologi di dunia - lebih khusus penggunaannya di Indonesia-ternyata tidak dibarengi oleh kemampuan memanfaatkan teknologi tersebut pada hal-hal yang lebih positif. Seseorang menggunakan teknologi justru lebih banyak digunakan pada hal-hal yang "mubah", bahkan cenderung "makruh" dan "haram". Itu semua lantaran salah dalam menggunakan teknologi.

Lalu, apakah kita mesti meninggalkan teknologi dan kembali ke jaman purba atau jaman batu? Padahal dunia ini berputar dan berjalan seiring dengan kemajuan peradaban manusia, bukan?

Satu contoh sederhana, betapa bahagianya kita memiliki laptop, hp smartphone dengan berbagai versi software (meskipun di antara teknologi tersebut ada yang belum saya miliki) dan betapa bahagianya kita karena adanya laptop, hp smartphone, modem, internet dan media kompasiana, kita dapat berbagi (sharing) dan terhubung (connecting).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline