Lihat ke Halaman Asli

M. Ali Amiruddin

TERVERIFIKASI

Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Jauhkan Ponsel Kita dari Anak-anak

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14179301841269559615

[caption id="attachment_381230" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi (sumber foto: Kompas.com)"][/caption]

Wah, gembreget benar rasanya pagi ini. Saking gembreget (jengkel setengah mati) nya saya acara hari ini yang sedianya ingin mengikuti jalan sehat yang diadakan YPAC Kota Metro bersama anak saya menjadi ter-delet. Rencana yang sudah saya susun dari kemarin ternyata harus saya batalkan (sibuk ta?). Bagaimana mungkin acara yang saya tunggu-tunggu untuk berkumpul bersama teman-teman sesama guru dan anak-anak ABK harus gagal gara-gara persoalan sepele.

Ponsel saya tak bisa dibuka karena tombol pasword menggunakan bahasa asing yang saya tak mengerti. Saya pun bingung karena setiap event saya berusaha mendokumentasikannya, dan sudah pasti upaya saya mendokumentasikan acara tersebut harus gagal. Jadi acara jalan sehat tersebut terpaksa saya batalkan.

Persoalan sepelenya mungkin bagi yang sudah mengerti, tapi bagi saya cukup membuat ribet. Apa pasal? Pasalnya sejak pagi saya sudah mau bersiap-siap mengikuti jalan sehat tersebut, tapi lagi-lagi ponsel saya diutak-atik anak saya yang bungsu. Anak yang masih berumur 22 bulan tersebut memang tak saya ketahui tahu-tahu mengambil ponsel saya dan mengutak-atiknya. Entah mengetik SMS, nelpon ke teman-teman saya, bermain game atau apalah kog anak saya sudah begitu lihainya memainkan ponsel tersebut.

Apa mungkin karena ponsel saya memang mudah digunakan atau ia secara perlahan melihat icon-icon dalam menu ponsel tersebut dan menekan-nekan sejadi-jadinya? Herannya kog anak sekecil itu sudah bisa main game padahal game tersebut belum waktunya ia mainkan. Gimana lah umur masih sangat dini.

Saya sih sebenarnya agak takut jika ponsel tersebut tiba-tiba rusak karena beberapa icon terhapus jadi saya harus mengunduh ulang. Tak habis di situ, karena sering pula terjatuh. Untung saja, sampai sekarang masih normal-normal saja.

Yang pasti ponsel bukanlah mainan anak-anak. Apalagi smartphone yang multi fungsi, bagi anak-anak yang sudah bisa mengakses bagian dalamnya tentu amat berbahaya jika berisi konten porno. Untunglah saya nggak suka menyimpan gambar begituan karena khawatir nanti dikonsumsi oleh anak-anak saya. Masih beruntung jika sebatas melihat, gimana kalau mereka mempraktekkan apa yang ada di gambar tersebut, jadi lebih berabe bukan?

Kembali ke ponsel saya yang tadinya bisa dibuka kuncinya tiba-tiba ribet dan tak bisa dibuka lantaran muncul huruf-huruf aneh yang saya tidak mengerti jenis apa huruf tersebut. Saking paniknya (maklum ndusun) saya memakai layar sentuhnya dengan menuliskan huruf, tapi beberapa kali saya coba masih saja tak bisa dibuka. Tapi, sejenak saya menenangkan diri dan berpikir apa gunanya punya internet kalau gak bisa ngasih jawaban sesimpel tersebut. Apalagi setiap ponsel terbaru tentu akan diberikan solusi setiap persoalan yang muncul.

Meski demikian awalnya saya mencoba mencari bahasa lain dari kunci tersebut lewat google translate, lagi-lagi tak juga membuahkan hasil. Bertanya di wiki apakah bahasa dalam ponsel tersebut ada? Saya malah tambah bingung karena jawabannya njlimet.

Dah, pusing deh kalau begini, gumam saya dalam hati.

Tapi, tiba-tiba fikiran saya langsung ke situs yang memberitakan tentang ponsel Nokia X, kebetulan ponsel saya merek tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline