Lihat ke Halaman Asli

Malem Diwa

Manajer

Gunung Leuser, Antara Menjaga Keanekaragaman Hayati atau Keberlanjutan Ekonomi

Diperbarui: 5 November 2024   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Leuser (Pict: jungleinn-bukitlawang.com)

 

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di kawasan Gunung Leuser, saya tidak bisa menahan kekaguman melihat keindahan alam yang melimpah. Pepohonan rimbun, suara burung berkicau, dan udara segar memberi kesan seolah saya telah memasuki dunia lain. 

Namun, di balik pesona itu, tersimpan tantangan besar: bagaimana menjaga keanekaragaman hayati sambil mendorong keberlanjutan ekonomi di kawasan ini?

Pengalaman saya berkunjung ke Gunung Leuser memberi perspektif baru tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan kebutuhan ekonomi lokal. Satu momen yang sangat membekas dalam ingatan saya adalah ketika saya berkesempatan berbincang dengan para petani di sekitar kawasan. 

Mereka bercerita tentang bagaimana kegiatan pertanian dan perkebunan sering kali bertentangan dengan upaya pelestarian. Misalnya, ketika mereka memutuskan untuk membuka lahan baru, dampaknya bisa merusak habitat satwa liar yang menjadi bagian dari ekosistem.

Saya ingat betul bagaimana seorang petani mengungkapkan frustrasinya. Dia berkata, "Kami butuh uang untuk keluarga kami. Tapi kami juga tahu bahwa jika kami terus menebang hutan, kami akan kehilangan semua yang kami cintai di sini." 

Dari obrolan ini, saya menyadari bahwa keputusan yang mereka buat tidak pernah sederhana. Mereka berhadapan dengan dilema antara tradisi dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan tuntutan ekonomi yang terus berubah.

Salah satu solusi yang muncul dari diskusi itu adalah penerapan praktik pertanian berkelanjutan. Dengan metode seperti agroforestri, petani dapat tetap bercocok tanam sambil menjaga hutan. Saya teringat saat melihat satu keluarga petani menerapkan teknik ini, mereka menanam pohon di antara lahan pertanian mereka. 

Hasilnya? Bukan hanya keanekaragaman hayati yang terjaga, tetapi juga peningkatan hasil panen. Ini adalah contoh nyata bahwa ekonomi dan lingkungan dapat berjalan seiring, bukan saling menghancurkan.

Namun, pelaksanaan praktik seperti ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak petani yang tidak memiliki pengetahuan atau akses ke sumber daya yang diperlukan untuk beralih ke metode berkelanjutan. 

Di sinilah peran pemerintah dan organisasi non-pemerintah menjadi sangat penting. Mereka harus memberikan edukasi dan dukungan finansial untuk membantu masyarakat lokal bertransisi ke praktik yang lebih ramah lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline