Kompas, Pujon - Suasana liburan sekolah di Dusun Sebaluh, Desa Pandesari, Pujon, Malang Jawa Timur berbeda dengan yang dilakukan anak-anak lainnya di kota. Anak anak di desa tersebut mengisi tiap liburannya dengan belajar Tari Tradisional, tarian Remo dan Tari Khas Daerah.
Salah satu kegiatan di hari libur mereka, selain belajar tari, juga memilih belajar kerawitan, tembang dan bermain ala tempo dulu bersama teman-temannya.
Meski tempat belajar dan bermain yang disediakan Pecinta Sejarah, Seni dan Budaya Tradisional yang ada disitu, sangatlah sederhana.
Akan tetapi tidak mengurangi semangat serta ceria mereka dalam mengisi liburan. Lahir dan dikembangkan oleh ( Ade ) Seniman dari Desa Wisata Pujon Kidul bersama teman-temanya, yang cinta dan peduli akan kelestarian budaya tradisional disana. Tempat yang mereka menyebutnya sanggar, tiap minggu atau hari libur tidak pernah sepi dari kurang lebih 40 anak, kelas TK sampai SMP.
Kebersamaan dan ketulusan dalam cinta akan budaya, menyemangati mereka untuk bersama-sama berupaya mengenalkan serta melestarikan budaya warisan leluhur pada generasi penerus bangsa.
Anik Fidya Isnawati, mengatakan "Mungkin hanya seperti inilah yang bisa kami sumbangkan untuk bangsa dan budaya pada generasi. Anak-anak dan remaja bisa kita lihat sangat antusias belajar Tari. Mereka yang rata-rata masih sekolah TK, SD hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), umumnya memanfaatkan masa liburan sekolahnya untuk belajar dan bermain disini. Jadi, kami bersama teman-teman merasa terpanggil dan sebisa mungkin berupaya untuk menfasilitasi minat dan bakat mereka, semampu bisa" ungkapnya disela menemani Anak-anak belajar tari .
Namun tidak hanya seni tari yang diajarkan disana, seni merias, melukis bahkan kerawitan juga menjadi pelajaran wajib bagi yang berminat belajar .
Meski belum melahirkan penari Tradisional profesional, namun keberadaan tempat belajar tari ini membanggakan masyarakat setempat. Hal tersebut dibuktikan dengan antusias mereka mengantar, memotifasi anak-anak mereka untuk mencintai budaya tradisional, dan juga partisipasi mereka dalam memajukan Gubuk bambu yang menjadi tempat Anak-anak berbagi ceria.
"Semoga kedepan, apa yang kami dan mereka upayakan. Untuk melestarikan Seni Budaya Tradisional Bermanfaat bagi semua " pungkas, Ibu dari 2 anak yang membantu suaminya dalam mengenalkan serta menanamkan kecintaan akan warisan kebudayaan untuk tetap lestari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H