Dirumah ada sepasang pengeras suara yang kata anak saya berkualitas tinggi, sudah lama berjajar disamping TV tanpa saya pedulikan keberadaanya. Pengeras suara berkualitas cocoknya dipakai untuk 'nobar', sementara saya selalu nonton sendirian, jadi lebih praktis menggunakan noise canceling headset, yang kekerasan suaranya bisa diatur sesuka saya tanpa takut diteriaki tetangga.
Tapi kemaren malam saya terpaksa memakai pengeras suara tsb karena bermaksud mengikuti instruksi yoga dari youtube. Ternyata benar pengeras suara tersebut memang luar biasa, sehingga menerbitkan keisengan saya untuk lanjut mendengarkan yang lain lain. Diawali lagu lagu Queen yang sedang beken kembali, akhirnya malah nyasar ke piano pieces berjudul 'Thine Own' gubahan Gustave Lange, lagu yang sangat cantik dan melodius.
Anak saya entah ada angin apa beberapa hari yang lalu memainkan lagu tersebut di piano. Agak berantakan tentunya karena jarang menyentuh piano lagi. Tapi biarpun ada beberapa nada salah pencet membawa nostalgia buat saya, ke masa dia masih latihan piano setiap hari.
Akhirnya saya membongkar buku piano anak dan mencari di youtube semua piano pieces yang pernah dia mainkan. Ternyata banyak juga, ada puluhan lagu lagu klasik grade 3 sampai 7.
'Mama lagi nonton film apa, kok ada Tarantella ?', tanya anak saya yang baru saja pulang kantor. Tarantella adalah piano pieces terkenal ciptaan Albert Pieczonka . Sepotong lagu yang sewaktu kelas 2 SMP dia latih mati matian dan sangat dibanggakan.
Meluncurkan jari jari dari tuts nada tinggi ke nada rendah dengan cepat telihat cool layaknya pemain piano handal dari film kartun Nodame Cantabile. Meskipun Tarantella pakemnya adalah 60 ketuk satu menit, sering kali lagu ini dimainkan orang dengan kecepatan dua kali lipatnya. Hal yang sama dilakukan anak saya dan teman temannya di sekolah piano. Kecepatan jari ketika scaling down nya itulah letak kebanggaan anak anak ini.
'Mama sedang dengerin lagu lagu yang pernah kamu mainkan, ternyata banyak juga ya', jawab saya.
'Ya iyalah ma, aku kan main piano dari umur 8 tahun', jawabnya ikutan duduk disebelah saya sambil menyeruput secangkir teh.
'Wuis... 'si mbak cilik' ini bagus juga ya Tarantella nya, 'penghinaan' sekali nih buat kita kita yang setengah modar latiham baru bisa main' kata anak saya ketawa mengomentari gadis cina berumur 9 tahun di Youtube. Teknik bermainnya baik serta rapi, mungkin sudah melewati waktu latihan yang panjang, sambil dipukuli ibunya kata anak saya bercanda.
Saya dan anak sadar betul bahwa untuk memainkan sepotong lagu klasik dengan bagus dan benar membutuhkan latihan keras berdisiplin tinggi. Posisi tangan ketika menekan tuts piano saja ada aturannya serta perlu dilatih, karena posisi tangan ini yang nantinya akan menentukan kemampuan menekan ketika sudah diperlukan bermain dengan kekuatan tekan yang berbeda beda.
Semua chord musik dan kombinasi nya juga harus dimainkan berulang ulang. 'Latihan tangan' inilah yang paling tidak disukai anak saya masa itu, bosan dan tidak ada melodinya, tapi harus dilakukan kalau mau beranjak ke grade lebih tinggi.