Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Judul

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

satu, dua, tiga

dan entah sampai berapa lagi

saudaraku yang tertikam

"rumahnya" di obrak-abrik

hanya bisa bungkam

di kerangkeng.

Kini

Dentuman meriam akan kuhadapi

peluru kendali akan ku tembus

meski senjataku tak setajam bambu runcing

biar senjataku dari jaman "primitif"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline