Lihat ke Halaman Asli

Makruf_Alkarkhi

Menulis membuat bahagia

Cerpen | Akhir Rindu di Rumah Hantu

Diperbarui: 27 Agustus 2019   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam minggu malamnya anak muda untuk berkencan dengan pasangan.

Semerbak harum minyak wangi memenuhi rungan kamar. Terlihat wajah Alvaro yang berseri di kaca yang melekat di dinding kamar yang berdekatan dengan almari yang berdiri terpatung disampingnya. Menyisir rambut berulang kali, mencari gaya rambut yang cocok dan terlihat biar keren.

Seiring berjalannya jarum jam, dalam dadanya sudah mulai terasa getaran yang semakin memuncak. Terutama dada sebelah kiri.

Malam ini adalah malam berkencan yang pertama bagi Alvaro dengan perempuan yang mampu mengikat hatinya untuk pertama kali dalam hidupnya. Inikah yang di sebut jantuh cinta, hingga aku sendiri tak mampu memberi kata untuk menggambarkan rasa itu. Tapi aku berusa untukmenggambarkan agar kamu mengerti,

"Aku mencintanya tanpa permisi, aku selalu merindunya dengan sembunyi-sembunyi, aku selalu mendoakannya ditengah sepertiga sunyi. Dari sana aku tahu bahwa aku mencintainya".

Berkencan sekaligus mengakhiri rindu dengan melabuhkan sebuah rasa terindah yang bernama Cinta.

Bintang-bintang berkedip di langit malam yang cerah, seakan ikut bahagia dengan apa yang ia rasa. Bertubi-tubi udara malam yang menghempas, tak sedikitpun mampu menerbangkan rasa di hati. Justeru setiap hembusan menghadirkan semakin banyak rindu dan merekahkan segala bunga rindu yang ada.

Mengendarai motor menuju rumah Farida. Perempuan pertama yang mengajarkan rasa tentang jatuh cinta dengan diam. Mencintai dengan diam itu amatlah berat, karena pada hakikatnya cinta di ungkapkan.

Pertemuan pertama ku dengan Farida terjadi di pasar tradisional yang terletak dua kilometer dari tempat tinggalku. Berawal dari tertukarnya tas belanja dan dompetnya Farinda yang tertinggal di tas belanja ku, hingga aku menacari tempat tinggalnya untuk mengembalikan dompet miliknya. Dari situlah komunikasi kami terjalin. Dari situlah rasa itu hadir.

Cinta bisa hadir lantara kita sering mengombrol dan bercerita.

Tampaknya Farida sudah bersiap di depan teras rumahnya. Dengan motor metik, dan kulihat satu mobil yang terparkir di halamn rumahnya. Farida tergolong dari keluarga yang kaya. Namun ia dalam berteman tidak memandang apakah ia dari golongan kaya atau miskin, yang penting baginya berakhlak baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline